RAYA- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) , melalui Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) melakukan Penguatan Belajar (Kombel) pada satuan PAUD selama dua hari, di Ballroom Sriti Convention Hall, Senin-Selasa (21-22/10/2024).

Sekretaris Disdikbud Evi Oktavia. S.T., M.M mengatakan, kegiatan tersebut bagian dari penguatan literasi dan numerasi, di satuan pendidikan salah satunya adalah Bimbingan Teknik (Bintek) Komunitas Belajar (Kombel).

Di komunitas itu sebut Sekdis, para guru bisa saling berdiskusi tentang berbagai permasalahan pelajaran di sekolah, mulai dari perencanaan, interveksi, evaluasi, termasuk evaluasi hasil kegiatan literasi dan numerasi dan solusinya.

“Mereka di sini belajar bersama, bekerjasama, berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan, sehingga komunitas ini tidak hanya sekadar kumpul-kumpul, sekadar cerita sana sini, tetapi selesai semua permasalah di satuan pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini,”sebutnya.

Disdikbud juga katanya memastikan akan mengevaluasi hasil bimtek ini, menginterview artikel para guru, modul ajar yang disusun, mendiskusikan ruprik-ruprik penilaian. “Sehingga mereka itu satu prekuensi dan satu persepsi  dalam penilaian di berbagai masalah pengajaran yang dihadapi oleh peserta didik,”jelasnya.

Salah seorang pemateri, Milka M.Pd dari Balai Guru Penggerak Sulawesi Tengah dalam materinya menjelaskan pemanfaatan -fitur di aplikasi Merdeka Mengajar “KOMUNITAS BILAJAR”.

Katanya komunitas belajar ini terdiri dari tiga komunitas yakni komunitas belajar dalam sekolah, komunitas belajar antar sekolah, dan komunitas belajar daring.

Di komunitas belajar tersebut terdapat sejumlah manfaat yang bisa didapatkan para guru, karena dikomunitas ini menggunakan siklus dan inklusif. Adanya kolaborasi dan tanggung jawab bersama. Guru membicarakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Saling menghargai tidak ada gep senior dan yunior, dan guru memiliki kesempatan yang sama untuk berpendapat dan berpartisipasi aktif.

Sementara itu pemateri lainnya yakni Muamar mengatakan salah satu hal yang perlu disatukan pemahaman adalah konsep pendidikan di PAUD, jika PAUD itu peserta didiknya berusia 0-6 tahun, usia ini adalah golden age atau generasi emas.

Sehingga pendidikannya harus dimaksimalkan agar sesuai harapan agar anak-anak ini kedepan bisa menjadi harapan penerus bangsa., usia tersebut adalah usia bermain.  “Banyak guru-guru di PAUD yang masih berpikir tradisional, jika di PAUD itu belajar membaca,  pada hal usia 0-6 tahun itu adalah usia bermain, andaikata belajar membaca bukan belajar membacanya yang dilihat, tetapi proses bermainnya yang diselingi dengan memperkenalkan huruf dan angka-angka, kemudian mengenalkan rambu-rambu lalulintas, tanda-tanda tertentu yang berhubungan dengan aktifitasnya sehari-hari,”jelasnya.

Selain itu katanya, ada juga pemahaman jika PAUD itu adalah syarat yang harus dilewati untuk masuk di pendidikan dasar, pada hal itu tidak benar. Karena PAUD itu adalah pendidikan pra sekolah. “Selain itu juga ada pemahaman saat masuk di SD, anak itu harus bisa menghitung, membaca padahal itu adalah hal yang keliru,”jelasnya.

Kabid PAUD dan PNF Taufik Lamuhido menambahkan, jika kegiatan ini diikuti oleh semua guru PAUD se Kota Palu sejumlah 253 satuan pendidikan, terdiri dari TK 173, KB 72,  SPS 1,  PPA 5, TPQ 2, Non Formal 23. “Jumlah peserta 675 orang, dilaksanakan dua tahap (dua hari) karena ruangan tidak memungkinkan dilaksakan hanya satu hari,”sebutnya. ENG