SULTENG RAYA- Ketua PGRI Sulteng Syam Zaini, memastikan akan memperjuangkan hak-hak para guru honorer di sekolah swasta untuk terakomodir di Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahun 2024 ini.
Perjuangan tersebut katanya akan dilakukan lewat organisasi profesi yang dipimpinnya itu. “Ini akan kami perjuangkan menuju ke PB PGRI Pusat. Ketika itu menjadi ranah Kemendikbud atau KemenPAN RB, meminta dengan sangat agar supaya guru-guru yang mengajar di sekolah swasta, itu dapat diakomodir menjadi Guru P3K,” urai Syam Zaini, Rabu (9/10/2024).
Katanya, kontribusi para guru honerer di sekolah swasta tidak bisa dipandang sebelah mata, mereka juga memiliki kontribusi besar dalam membangun peradaban bangsa, melalui mengajar mencerdaskan anak bangsa.
Bahkan beban kerja antara guru honorer sekolah negeri dengan sekolah swasta hampir tidak memiliki perbedaan, yakni sama-sama mengajar dan mencerdaskan peserta didik generasi bangsa ini, sehingga hak-hak merekapun termasuk terakomodir di P3K harus diperhatikan oleh negara.
“Guru yang mengajar di sekolah swasta tentu ini menjadi perhatian serius untuk terus diperjuangkan, agar mendapatkan hak-haknya melalui terakomodirnya sebagai guru P3K,”tegas Syam Zaini.
Sebelumnya, pemerintah kembali membuka 1.031.554 formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Formasi P3K ini disiapkan sebagai tindak lanjut melaksanakan amanat UU No. 20/2023 tentang ASN yaitu dalam rangka penyelesaian penataan tenaga non-ASN di instansi pemerintah.
Kabar tersebut menjadi angin segar bagi guru honorer sekolah negeri, karena harapan menjadi ASN semakin terang, begitu juga dengan kesejahteraan hidup semakin menjanjikan.
Namun tidak bagi guru honorer sekolah swasta, justru kabar tersebut menyakitkan baginya, harapan menjadi ASN semakin jauh, karena rekrutmen P3K kali ini nampak jelas disriminasi. Hak menjadi ASN bagi guru hononer dikebiri. Karena pemerintah lebih memprioritaskan guru honorer sekolah negeri. ENG