SULTENG RAYA – Di tengah kesibukan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Moh. Diwa Fadli Sutiono, yang akrab disapa Diwa, berhasil meraih kesuksesan sebagai usahawan muda di bidang fotografi dan videografi.
Diwa adalah mahasiswa jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah, dan perjalanan hidupnya adalah contoh nyata dari bagaimana ketekunan dan perubahan minat dapat menghantarkan seseorang menuju kesuksesan.
Diwa lahir di Kota Palu dan dibesarkan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan di SDN Inpres Taepa. Di masa-masa awal ini, Diwa mengalami kesulitan dalam mengambil foto atau video. Bahkan, ia sering menghindari hal-hal yang berhubungan dengan seni fotografi.
Namun, segalanya berubah saat ia memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Buko Selatan. Ketika melihat spot-spot menarik di sekitarnya, rasa penasaran Diwa mulai muncul.
Diwa merasa tertantang dan terdorong untuk mencoba memotret. Ia kemudian memutuskan untuk membeli handphone dari hasil tabungannya sejak kecil. Dengan perangkat sederhana ini, Diwa mulai menjelajahi dunia fotografi, mengambil gambar-gambar yang menurutnya menarik. Ia tidak hanya memotret untuk bersenang-senang, tetapi juga mulai belajar tentang komposisi, pencahayaan, dan teknik dasar fotografi.
Setelah mendapatkan handphone, Diwa merasa lebih bebas mengekspresikan diri. Ia mulai mencari berbagai sudut pandang dan angle yang unik, serta mencoba mengabadikan momen-momen sehari-hari. Dari sini, ketertarikan Diwa semakin berkembang, dan ia mulai merasakan bahwa fotografi dapat menjadi lebih dari sekadar hobi; itu bisa menjadi passion yang membawanya ke arah yang lebih serius.
Saat memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA), Diwa semakin serius dalam mengasah kemampuannya. Dengan handphone yang lebih baik dan aplikasi editing yang mulai ia kuasai, Diwa mulai bereksperimen dengan editing foto dan video. Ia sering menghabiskan waktu di perpustakaan dan mencari tutorial di internet untuk memahami lebih dalam tentang teknik-teknik ini.
Selama di SMA, Diwa turut berpartisipasi dalam berbagai acara di sekolah, termasuk pentas seni dan kompetisi olahraga. Ia tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif sebagai dokumentator acara. Dengan kamera handphone-nya, Diwa merekam momen-momen penting, baik itu penampilan teman-teman sekelasnya maupun kegiatan lainnya. Keberhasilannya dalam mengabadikan momen tersebut membuatnya diakui oleh teman-temannya dan guru-gurunya.
Puncak dari perjalanan di SMA adalah ketika Diwa mengikuti lomba film pendek yang diadakan oleh sekolah. Dengan semangat dan dedikasi, ia berhasil meraih juara pertama, sebuah pencapaian yang semakin memotivasi dirinya untuk lebih serius dalam dunia fotografi dan videografi.
Setelah lulus SMA, Diwa melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Datokarama Palu, mengambil jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah. Di kampus, ia menemukan komunitas yang mendukung dan banyak kesempatan untuk berkarya. Diwa mulai menabung sedikit demi sedikit untuk memenuhi kebutuhan peralatan fotografinya. Ia memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengikuti lomba dan acara kreatif yang diadakan di kampus, termasuk lomba film pendek di tingkat universitas.
Ketenarannya semakin meningkat setelah ia meraih juara pertama dalam lomba film pendek yang diselenggarakan oleh fakultasnya. Prestasi ini membawa Diwa ke tingkat yang lebih tinggi. Ia mulai dikenal di kalangan mahasiswa dan dosen sebagai seorang yang berbakat dalam bidang audiovisual.
Dengan dukungan dari teman-teman dan keluarga, Diwa memutuskan untuk mengambil langkah berani, membuka usaha fotografer dan videografer. Ia memulai usahanya dengan menerapkan semua ilmu dan keterampilan yang telah ia pelajari selama ini. Dari pemotretan acara-acara kecil hingga pernikahan, Diwa mengambil setiap kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
Puncak dari perjalanan karier Diwa sebagai usahawan muda adalah proyek besarnya: membuat film dokumenter yang mengangkat filosofi Fakultas Syariah. Proyek ini merupakan tantangan besar baginya, tetapi Diwa merasa siap untuk menghadapinya. Ia mulai merancang konsep, melakukan riset, dan mengumpulkan materi yang diperlukan.
Selama proses produksi, Diwa bekerja sama dengan teman-teman sekelasnya, yang juga memiliki ketertarikan di bidang film dan seni. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat ikatan antar mahasiswa, tetapi juga memperkaya hasil karya yang dihasilkan. Setelah berbulan-bulan bekerja keras, film tersebut akhirnya selesai dan ditayangkan di kampus.
Film dokumenter ini tidak hanya menampilkan keindahan Fakultas Syariah, tetapi juga menyampaikan pesan yang mendalam tentang nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pendidikan hukum Islam. Penayangan film ini mendapat sambutan positif dari civitas akademika, dan Diwa merasa bangga dapat berkontribusi pada lembaganya.
Kisah Diwa adalah contoh nyata bagaimana ketekunan, perubahan minat, dan keberanian untuk mengambil risiko dapat menghantarkan seseorang ke pintu kesuksesan. Di usia muda, ia telah menunjukkan bahwa dengan passion dan kerja keras, impian untuk menjadi usahawan sukses bukanlah hal yang mustahil.
Diwa berharap dapat terus mengembangkan usaha fotografinya, memperluas jangkauan, dan menciptakan karya-karya yang lebih inovatif. Ia juga ingin menginspirasi generasi muda lainnya untuk tidak takut mengejar passion mereka, meskipun perjalanan mungkin tidak selalu mulus.
Menjadi seorang usahawan muda dalam bidang kreatif tidaklah mudah, tetapi Diwa membuktikan bahwa dengan semangat, dedikasi, dan kerja keras, segalanya mungkin. Ia adalah inspirasi bagi teman-teman seangkatannya dan bukti bahwa perjalanan yang dimulai dari hobi bisa berujung pada kesuksesan yang gemilang. Diwa tidak hanya mengejar mimpinya, tetapi juga mengajak orang lain untuk bermimpi dan berjuang bersama. MG1, MG2, MG3.