SULTENG RAYA- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Palu, Gufran Ahmad mengatakan, perhatian dan keberpihakan pemerintah terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Koperasi masih kurang atau setengah-setengah.
Seharusnya kata Gufran, pemerintah sebagai perpanjangan tangan negara tidak bisa memberikan perhartian dan keberpihakan setengah-setengah seperti itu, bahkan ada kesan pemerintah tidak memiliki perhatian sama sekali, sementara UMKM selama ini memberikan persentasi yang cukup besar dalam hal pertumbuhan ekonomi daerah, provinsi, bahkan nasional. Begitu juga dengan koperasi adalah tulang punggung prekonomian masyarakat kecil.
Sebagai bukti perhatian dan keberpihakan pemerintah itu masih setengah-setengah, yakni kadang kala pemerintah mendorong peningkatan produksi UMKM, namun tidak disertai dengan koneksitas pasar. Akibatnya pelaku UMKM kebingungan untuk memasarkan hasil produksinya. Sementara yang namanya produksi memerlukan bahan baku, dan untuk mendapatkan bahan baku memerlukan modal yang tidak sedikit. “Dengan cara seperti itu, pasti UMKM mati karena kehabisan modal usaha,”sebutnya, Selasa (6/8/2024).
Seharusnya kata Gufran, pemerintah hadir tidak saja mendorong hasil produksi namun juga hadir memfasilitasi pasar hasil produksi serta memikirkan bagaimana pengemasannya. Ia mencontohkan seperti produksi teh kelor, seharusnya pemerintah juga memfasilitasi dan mengintervensi agar bisa masuk di hotel-hotel yang ada di Palu untuk menggunakan produk lokal itu.
Jika pemerintah bisa melakukan seperti itu katanya, maka UMKM bisa tumbuh dan berkembang membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil.
Hal yang sama pada Koperasi, pemerintah juga harus bisa membantu agar bisa bertahan dan bertumbuh, mengingat koperasi ini sangat membantu masyarakat kecil, apa lagi koperasi ini berpraktek di ekonomi kerakyatan, berputar di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan industri keuangan, serta pertambangan.
Bantuan yang bisa dilakukan pemerintah berupa penguatan SDM pengelola atau pengurus Koperasi, agar bisa mengelola uang anggota dalam bisnis atau usaha yang dilakukan. Jikapun kekuatan modalnya masih terbilang minim, pemerintah bisa memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan pinjaman dari perbankan agar bisa kuat di tengah persaingan bisnis saat ini.
Karena tidak sedikit pelaku usaha migro menggantungkan kebutuhan permodalannya di koperasi, keduanya saling membutuhkan satu sama lainnya. “Semoga saja di momentum ulang tahun ke -77 koperasi ini, diharapkan koperasi itu bisa betul-betul tumbuh dan menjadi lembaga yang bisa membantu UMKM dalam hal permodalan, kebutuhan usahanya bagi pelaku migro,”harapnya. ENG