SULTENG RAYA – Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Provinsi Sulawesi Tengah merencanakan pelaksanaan peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77 Tahun 2024 tingkat Sulawesi Tengah.
Peringatan Harkopnas yang biasanya diperingati setiap tahunnya pada tanggal 12 Juli, kali ini akan berlangsung dari bulan Juli hingga Oktober 2024
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Palu, H. Moch Amin Badawi usai melakukan konsultasi dengan Ketua Dekopinwil Sulteng, Dr. Abd. Malik Bram, S.H.,M.H.
Sejumlah agenda telah disusun sebagai rangkaian kegiatan peringatan Harkopnas ini. Beberapa di antaranya adalah bakti sosial, ziarah makam pahlawan, pasar promo diskon dan murah, public expose, talkshow, workshop, dekopin awards, dan gebyar harkopnas.
Menurut rencana, kegiatan tersebut akan dipusatkan di Kota Palu dengan mengusung tema besar “Dewan Koperasi Sulawesi Tengah Bangkit Bangun Ekonomi Kembali ke Konstitusi”.
Tema ini diangkat sebagai respons terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang dinilai telah melenceng jauh dari konstitusi, khususnya UUD Pasal 33 Ayat (1) dan (2).
Amin Badawi menegaskan bahwa pemerintah, sebagai pengendali kekuasaan negara pasca reformasi 1988, sudah tidak konsisten dalam menjalankan undang-undang tersebut. Padahal koperasi adalah tulang punggung pergerakan ekonomi kerakyatan, salah satunya adalah Koperasi Unit Desa (KUD) yang sebelumnya tumbuh dan berkembang bersama ekonomi rakyat di pedesaan.
“Koperasi ini berpraktek di ekonomi kerakyatan, berputar di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan, serta pertambangan. Sementara kita punya potensi besar disitu, sumber pendapatan ekonomi kita di daerah ini, karena kita daerah agraris,”sebut Amin Badawi, Rabu (31/7/2024).
Namun sayang katanya, koperasi di Indonesia berguguran satu persatu pasca reformasi tahun 1988, karena negara melalui pemerintah sebagai perpanjangan tangan negara tidak lagi memberikan ruang kerak dalam menjalankan roda bisnisnya. Di Sulawesi Tengah sendiri sebut Amin Badawi, dari 2.000 koperasi kini yang bertahan tidak lebih dari 1.000 unit.
Tidak heran, sekalipun pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah mencapai 13,06 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya mencapai 5 persen, namun itu tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena Koperasi tidak lagi menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, sebagaimana sebelum masa reformasi, dimana saat itu masyarakat Sulawesi Tengah sebagai masyarakat agraris masih mengandalkan Koperasi sebagai tempat perputaran ekonominya.
Untuk itu katanya, melalui rangkaian kegiatan Harkopnas ke-77 tingkat Sulawesi Tengah Tahun 2024 ini, akan menjadi media konsolidasi organisasi dan penyusunan program serta rencana oleh pengurus, untuk mewujudkan langkah-langkah peran strategis memberdayakan gerakan koperasi melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Ketua PUSKUD Sulteng ini berkeyakinan, jika Koperasi kembali hidup dan berkembang sebagaimana di masa Orde Baru, khususnya Koperasi Unit Desa dan gerakan koperasinya maju, maka Ekonomi Sulteng akan semakin bergairah, karena Koperasi akan menjadi pendorong pertumbuhan gerakan ekonomi kerakyatan. ENG