SULTENG RAYA — Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah, Moh, Arif Latjuba didaulat menjadi narasumber dalam focus group discussion (FGD) Selat Makassar Summit 2024, yang pertemuannya digelar salah satu hotel di Kota Palu, Selasa (23/7/2024).
Kegiatan yang mengangkat tema “Membangun Kerja Sama Pemerintahan Antar Kabupaten dan Kota se-Sulteng di Kawasan Selat Makassar Sebagai Wujud Dukungan Terhadap Ibu Kota Nusantara (IKN)” tersebut, dibuka oleh Sekda Provinsi Sulteng, Novalina.
Pelaksanaan FGD Selat Makassar Summit 2024 dimaksudkan sebagai langkah koordinasi dan kolaborasi untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung terwujudnya pengelolaan sumber daya kemaritiman dan investasi, pusat pertumbuhan ekonomi kelautan dan mendukung pembangunan IKN melalui pembangunan infrastruktur konektivitas yang merata dan berkeadilan.
Dalam pemaparannya, Kadis Moh. Arif menjabarkan program-program sektor perikanan dan kelautan yang dimiliki Pemprov Sulteng dalam mendukung IKN untuk memahami potensi-peluang, sekaligus hambatan-tantangan pembangunan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kelautan di Kawasan Selat Makassar.
Ia juga mencoba untuk membangun kesepahaman tentang komoditas unggulan tiap daerah mendukung kebutuhan IKN yang berkesinambungan, khususnya di Sulteng dan membuat usulan tentang pembangunan infrastruktur konektivitas pangan dan logistik, bahan industri, jalur wisata, perhubungan dan lainnya.
“Saat ini, Pemprov Sulteng menggagas langkah pengelolaan Kawasan Selat Makassar secara bersama dengan provinsi-provinsi lainnya yang bersinggungan untuk lebih meningkatkan pencapaian target pembangunan makro yang akan memberikan dampak pada penguatan fondasi ekonomi daerah menunjang IKN,” katanya.
Lanjutnya, satu inisiasi Pemprov Sulteng ialah membangun jalan by pass Tambu-Kasimbar yang menghubungkan antara perairan Teluk Tomini sebelah timur Pulau Sulawesi dengan perairan Selat Makassar sebelah barat Pulau Sulawesi serta Antara Kawasan Indonesia Timur dengan IKN Nusantara.
Jalan by pass itu, lanjutnya, memotong leher Pulau Sulawesi dengan panjang daratan terpendek yaitu + 30 kilometer (km). Jika jalan ini terbangun, maka jarak tempuh wilayah Kawasan Timur Indonesia akan lebih singkat, cepat dan efisien bahan bakar menuju IKN. Selain itu, sepanjang jalur konektivitas tersebut akan memunculkan kota-kota dengan pertumbuhan ekonomi baru.
“Bukan hanya sektor perikanan kelautan, ini akan memberikan gambaran ketersediaan data dan informasi potensi ekonomi Selat Makassar, yang mencakup perikanan, pertanian, perkebunan dan peternakan, ESDM, pariwisata, perindustrian dan perdagangan, perhubungan,” tutupnya. RHT
Kadis KP Sulteng Paparkan Potensi Kelautan-Perikanan di FGD Selat Makassar Summit 2024
