RAYA- Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XVI, Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara melangsungkan sosialisasi di Kampus Universitas Muhammadiyah () , dari tanggal 14 hingga 17 Mei 2024.

Kegiatan yang dihadiri para dosen yang homebase di Perguruan Tinggi Swasta wilayah XVI tersebut baik secara luring dan daring untuk menerima sosialisasi empat tema utama, yakni program beasiswa tenaga pendidik,  bimbingan teknis percepatan jabatan fungsional dosen, sosialisasi pelaksanaan sertifikasi pendidik untuk dosen, dan sosialisasi anugerah Academic Leaders Tahun 2024.

Kepala LLDIKTI Wilayah XVI, Munawir Sadzali Razak, S.Ip. M.A berharap kegiatan tersebut dapat diikuti dengan baik oleh para dosen yang ada di wilayah Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara, mengingat kegiatan ini sangat penting mengurai sejumlah persoalan di wilayah itu.

Karena maju dan tidaknya sebuah perguruan tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, jika ingin perguruan tinggi wilayah XVI maju maka kualitas sumber daya manusianya harus ditingkatkan. Inilah salah satu catatan penting yang menjadi PR wilayah XVI selama ini yang harus terpecahkan.

Dari 4.416 jumlah dosen di wilayah XVI baru sekitar 484 dosen yang S3 atau baru sekitar 11 persen yang doktor, artinya masih ada sekitar 81 persen yang S2. Dari aspek jabatan fungsional, dari 4.416 dosen tersebut, guru besar baru  empat orang termasuk di dalamnya Prof . Bahkan di Sulawesi Tengah baru Prof Rajindra yang jabatannya guru besar. Lektor Kepala 100 orang, Lektor 1.288 orang, dan Asisten Ahli 1.319 orang, dan yang belum mempunyai jabatan fungsional 1.619 orang. 

Terkait sertifikasi pendidik, dari 4.416 dosen baru 1.219 yang tersertifikasi atau baru 27 persen dosen LLDIKTI Wilayah XVI yang tersertifikasi. “Ini tantangan yang sangat berat, dan berharap melalui kegiatan ini masalah-masalah tersebut bisa terpecahkan,”sebut Munawir Sadzali Razak, saat membuka kegiatan tersebut, Selasa (14/5/2024).

Di kesempatan itu, LLDIKTI Wilayah XVI juga menghadirkan langsung narasumber Primer yang selama ini menangani dan menyediakan beasiswa bagi para dosen yakni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Bahkan katanya, bagi dosen yang berKTP Kabupaten , , dan Touna akan mendapatkan jalur khusus.

“Bagi yang mau lanjut kuliah bisa mendengarkan langsung bagaimana caranya  mendapatkan beasiswa dari sumber primernya LPDP dan narasumber lainnya, silahkan simak dan dengarkan baik-baik,”sebut Munawir.

Begitu juga yang ingin mendapatkan serdos akan mendapatkan strategi dan caranya, hal yang sama terkait masalah jabatan fungsional. Semua narasumber atau pematerinya telah disediakan.

Terkait surat tugas belajar dosen, dipersilahkan diterbitkan oleh perguruan tinggi masing-masing tidak lagi melalui LLDIKTI, bahkan dosen yang menjalankan tugas mengajar sesuai prosesdur yang ada, serdosnya tetap dibayarkan.

Di tempat yang sama, Rektor Unismuh Palu Prof. Dr. Rajindra, SE., MM mengatakan, kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh setiap dosen dan perguruan tinggi swasta, dimana permasalahan yang dialami oleh hampir semua perguruan tinggi swasta di LLDIKTI wilayah XVI adalah pembiayaan untuk menyekolahkan dosennya ke jenjang S3. Sementara peningkatan kualitas SDM itu adalah kebutuhan setiap kampus.

Kondisi tersebut juga dialami oleh Unismuh Palu, dimana saat ini masih terdapat 26 dosen yang masing melanjutkan pendidikan S3 di sejumlah perguruan tinggi di . “Setiap tahun terdapat paling tidak tujuh dosen mengajukan diri mau kuliah. Ini tentu menyulitkan pimpinan perguruan tinggi, dari mana semua pembiayaanya itu, sementara kita di swasta masih SPP menjadi sumber pendapatan utama. Tentu kondisi ini juga dialami oleh semua pimpinan perguruan tinggi lainnya,”sebut Prof Rajindra.

Untuk itu Prof Rajindra selaku Rektor Unismuh Palu, sekaligus Ketua APTISI Sulteng mengucapkan terimakasih kepada pihak LLDIKTI Wilayah XVI yang sudah mengadakan sosialisasi tersebut, dan berharap dari kegiatan ini permasalah-permasalah yang diuraikan  Kepala LLDIKTI dapat terpecahkan satu per satu. ENG