SULTENG RAYA- Program Merdeka Belajar yang telah dicanangkan oleh Pemerintah lima tahun terakhir ini dinilai Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT memberikan hasanah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, hal tersebut dinilai perlu dipertahankan dan dilanjutkan.
Hal ini disampaikan usai menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Upacara Untad dengan tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” yang diikuti ribuan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan Universitas Tadulako, Kamis (2/5/2024).
Katanya, Merdeka Belajar ini merupakan sebuah cita-cita besar termasuk Universitas Tadulako sebagai bagian yang tidak terlepas dari keseluruhan Kemendikbudristek, telah turut mengambil bagian melanjutkan pencanangan Merdeka Belajar sebagai mana telah menjadi cita-cita lima tahun sebelumnya.
Selama lima tahun itu, kampus ini banyak melibatkan diri dalam program tersebut, mulai dari Pertukaran Mahasiswa dalam dan luar negeri, kemudian mengikuti sejumlah kompetisi termasuk magang. “Kedepan kami akan lebih memperkuat lagi komitmen itu,”sebut Prof Amar.
Melalui program Merdeka Belajar sebut Prof Amar, sangat banyak menfaatnya bagi mahasiswa termasuk dosen, bahkan sampai pada tenaga kependidikan yang terlibat secara bersama-sama dalam program itu. “Memberikan sebuah nuansa pengayaan pengetahuan bagi mahasiswa, dan juga bagi para dosen serta tendik yang terlibat secara bersama-sama. Memberikan sebuah wacana dan juga memberikan sebuah pengetahuan baru di dalam pengembangan dan pengelolaan dunia pendidikan,”sebutnya lagi.
Terkait mahalnya biaya pendidikan, orang nomor satu di Untad ini mengatakan Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang paling murah, apa lagi dengan adanya pendidikan wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah disertai dengan berbagai skema skim yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik itu KIP Sekolah sampai pada KIP Kuliah, menunjukan bahwa melalui pendidikan Merdeka Belajar diharapkan seluruh masyarakat Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan pelayanan mendidikan itu akan terlayani.
“Jangan hanya karena persoalan pendanaan seorang pelajar dan mahasiswa terpaksa berhenti melanjutkan pendidikan, untuk itu pemerintah melalui berbagai program dan skim menunjukan bahwa kepedulian itu sangat besar dalam pengembangan pendidikan,”jelasnya.
Olehnya sebut Prof Amar, melalui peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024 ini, merupakan momentum untuk kembali memperkuat lagi komitmen tersebut pada dunia pendidikan di tanah air. ENG.