SULTENG RAYA — Kepala Bae Cukai Pantoloan, Krisna Wardhana optimistis dapat merealisasikan target penerimaan kepabeanan dan cukai yang dibebankan ke Bea Cukai di Sulteng sebesar Rp2 triliun.
Hal itu dikatakan Krisna pada Konferensi Pers APBN Triwulan I 2024 yang dilaksanakan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulteng, aula kantornya, Jalan Tanjung Dako, Kota Palu, Selasa (30/4/2024).
Lanjutnya, saat ini, per triwulan I 2024, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp578,39 miliar atau 27,13 persen dari target. Peningkatan penerimaan bea masuk tidak terlepas dari pengaruh perubahan tarif efektif bea masuk pada Maret 2024, naik menjadi 2,05 persen dari 1,56 persen pada Maret 2023.
“Memang target ini ditetapkan oleh pusat, kami di daerah pasti akan berusaha supaya target itu tercapai dengan indikator-indikator yang sudah perhitungkan sebelumnya,” katanya.
Ia lantas mengatakan, untuk wilayah Sulteng, penerimaan terbesar sebelumnya berasal dari penerimaan bea masuk dari Morowali. Namun saat ini, perkembangan industri smelter di Morowali telah mengalami penurunan. Alasannya yakni sudah melakukan pelaksanaan impor ketika pertama industri pertambangan buka. “Sehingga mungkin pemasukkan pastinya tidak akan sebesar awal-awal industri smelter buka,” tuturnya.
Namun untuk mencapai target tahun ini, pihaknya akan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di Sulteng lewat komoditi-komoditi dari kabupaten lain, misalnya komoditas CPO.
“Kami akan berusaha meningkatkan salah satunya ekspor untuk jenis barang CPO, di wilayah kita ada, tapi tidak terlalu banyak, namun pecahan batas wilayah kerja kami Pasangkayu masih masuk, jadi sampai saat ini kami berusaha menggalakkan ekspor komoditi CPO dari sana, tentunya yang ada penerimaan bea keluar nya,” ungkapnya.
“Jika kita triwulan pertama sudah mencapai 27 persen, harapannya, di triwulan terakhir itu sudah diangka 95 persen ke atas, jadi dalam target satu tahun itu, mudah-mudahan diakhir tahun bisa tercapai semua,” ujarnya menambahkan. RHT