Penulis : Rahma Nur Azizah / Mahasiswa Sosiologi, Universitas Syiah Kuala. Asal Pemalang, Jawa Tengah
Gen Z memiliki peran penting dalam menentukan suara masa depan bangsa. Gen Z diharapkan dapat bersinergi membangun demokrasi yang adil dan berdaulat demi teciptanya persatuan dan kesatuan. Berdasarkan Data Pemilihan Tetap (DPT) 2024 Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menunjukkan bahwa Gen Z menduduki presentase sebesar 22,85% dari keseluruhan DPT pemilu 2024.
Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan Gen Z menduduki presentase sebesar 22% dari total populasi di Indonesia. Peran Gen Z sangat signifikan terhadap masa depan bangsa, karena pengaruhnya sangat kuat terhadap nilai-nilai yang diharapkan dapat membuat perubahan sosial ke arah progesif.
Menurut Pew Research Center, Gen Z adalah generasi yang lahir dalam kurun waktu 1997-2012. Artinya, generasi yang lahir di tahun 1997-2001 sudah terlebih dahulu berpartisipasi mengikuti pemilu di tahun 2019, sedangkan Gen Z yang lahir dalam kurun 2002-2006 tahun ini adalah pemilu pertama yang mereka lakukan. Pada tahun 2045, Gen Z diharapkan dapat mencapai puncak kegemilangannya serta dapat memegang tongkat pemerintahan dengan menyoal kemajuan bagi negara ini.
Kemudian muncul pertanyaan, dari mana datangnya kesadaran pemilu?
Gen Z yang saat ini berusia berkisar antara 16-23 tahun memegang kendali dalam menentukan kemajuan negara ini di masa yang akan datang. Pada tahun 1998 generasi yang disebut dengan Gen X bersama-sama berupaya menggulingkan sistem pemerintah yang saat itu membuat rakyat sengsara akibat inflasi naiknya nilai rupiah dan sistem jajaran pemerintah yang dirasa sudah tidak menerapkan asas demokrasi dengan baik dan berujung pada KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
Generasi saat itu memiliki peran besar dalam menggulingkan rezim yang berdaulat lebih dari 30 tahun. Bagaimana bisa rezim dengan kekuatannya bisa ditumbangkan oleh massa yang saat itu digerakan oleh pemuda dan mahasiswa?. Maka dapat kita jawab pertanyaan tersebut dengan ungkapan bahwa bangsa ini ingin perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan semangat kebangsaan mereka rela berdemo sambil berorasi serta menyuarakan aspirasi masyarakat dengan beribu keinginan menuntut perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
Jika kita berkaca dari kisah yang pernah terjadi di tahun 1998, artinya generasi yang tumbuh dapat melahirkan kesadaran untuk melakukan gerakan penentuan atas kebijakan yang akan dilakukan negara ini serta perbaikan dari kinerja tersebut. Kesadaran tersebut muncul dengan melihat kebutuhan masyarakat, peduli akan nasib bangsa di masa yang akan datang, serta polemik-polemik di negara ini yang menuntut pemerintah memberikan andil dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Penyebaran Hoaks di lingkungan Masyarakat
Gen Z hidup berdampingan dengan teknologi yang menuntut Gen Z untuk dapat menggunakan teknologi tersebut dengan tepat. Masyarakat saat ini memiliki akses yang mudah dalam menjangkau berita-berita di seluruh penjuru dunia terutama berita yang sedang trendi di negara ini.
Berbagai informasi tersedia melalui platform-platform terkini dengan menyajikan berita terbaru, namun berita tersebut belum bisa dipastikan secara utuh kebenarannya. Beberapa media penyebar informasi justru mempunyai tujuan yang kurang baik kepada masyarakat dengan memberikan hoaks-hoaks yang bertujuan agar masyarakat dapat termanipulasi terhadap isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
Isu yang sedang trendi akhir-akhir ini salah satunya mengenai pemilihan umum. Pemilihan umum yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali tentu saja mengundang perhatian bagi masyarakat di negara ini dan juga negara lain. Sejak bulan Agustus hingga saat ini, bermunculan berbagai berita mengenai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Berita tersebut ada yang bersifat mendukung dan juga bersifat menjatuhkan.
Bahkan, ada beberapa pihak-pihak berkepentingan menyebar berita palsu untuk menjatuhkan lawan lain. Berita tersebut dikemas dengan sebaik mungkin agar masyarakat percaya dan terkecoh serta menganggap bahwa berita tersebut seakan-akan benar padahal dibalik itu berita yang dilontarkan dapat menghanyutkan publik pada kebohongan.
Kesadaran Gen Z dalam pemilu
Gen Z harus membangun kesadaran pemilu karna merekalah penentu nasib bangsa ke depannya. Gen Z harus dapat memberikan iklim positif untuk kemajuan bangsa dan mereka dituntut untuk menjadi generasi cerdas. Cerdas dalam hal ini adalah pandai dalam memilah informasi yang sekiranya tepat untuk diserap dengan melihat data dan fakta bukan sekadar perbincangan trendi belaka. Tentu saja dalam pemilihan ini kita berharap pilihan jatuh kepada pemimpin yang tepat. Pemimpin yang diharapkan masyarakat dapat membawa kesejahteraan yang lebih baik dan tidak hanya sekadar obral janji namun tidak ditepati.
Gen Z sebagai generasi yang melek akan teknologi perlu melakukan riset yang mendalam sebelum menentukan kepada siapa ia akan memilih. Karena satu suara rakyat sangat penting untuk menentukan siapa pemimipin yang tepat. Jangan sampai Gen Z sebagai generasi cerdas menjatuhkan pilihannya karna unsur-unsur tertentu dan tidak melihat visi misi calon pemimpin.
Pemimpin yang diharapkan bukan hanya sekadar pemimpin yang mau mendengar aspirasi rakyat, akan tetapi pemimpin yang bekerja turun secara langsung melihat kondisi masyarakat terutama daerah yang berada di pelosok, apakah pemerataan akses sudah didapatkan? Bagaimana kesejahteraan mereka? Apakah pasokan pangan di daerah tersebut memenuhi untuk peningkatan gizi masyarakatnya?
Oleh karena itu, Gen Z perlu bijak dalam menentukan pemimpin serta mengajak masyarakat di lingkungan sekitar untuk turut mengikuti pemilu dengan cerdas tanpa iming-iming imbalan dari pihak-pihak yang berkepentingan.***(Sumber: Geotimes)