RAYA – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (KOJK) Sulawesi Tengah mencatat, di daerah tumbuh dua digit secara year on year (yoy), Januari 2023 terhadap Januari 2024 yakni 12,92 persen, dengan plafon mencapai Rp50,09 triliun.

Kepala KOJK Sulteng, Triyono Raharjo, mengatakan, menjadi daerah dengan share tertinggi kumulatif kredit yakni sebesar Rp25,06 triliun atau 51,43 persen, disusul Kabupaten Banggai sebesar Rp9,33 triliun atau 18,76 persen.

Selanjutnya di posisi ketiga yakni Kabupaten Parigi Moutong dengan plafon kredit sebesar Rp3,58 triliun atau 7,20 persen secara persentase. Posisi keempat yakni Kabupaten Toli-toli dengan plafon kredit sebesar Rp3,24 triliun dengan persentase share sebesar 6,53 persen. Sedangan di posisi lima yakni Kabupaten Poso dengan plafon kredit Rp2,17 triliun dengan persentase 4,37 persen share kumulatif.

Triyono mendorong daerah lain terus mengakselerasi kredit itu, khususnya untuk kredit produktif demi peningkatan perekonomian dan .

“Kredit produktif itu harus kita dorong, karena gak lain gak bukan, kredit produktif ini menentukan pertumbuhan ekonomi. Akan menggerakan sektor riil juga,” kata Triyono dalam kegiatan Juornalist Update di kantor OJK Sulteng, Jalan Kartini, Kota Palu, Selasa (20/3/2024).

Untuk terwujudnya akselerasi kredit lebih massif, Pemerintah Daerah (Pemda) tiap kabupaten diminta terlibat aktif melakukan sosialisasi kepada agar mengakses kredit produktif.

“Pemda juga harus memanfaatkan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD) agar lebih akseleratif,” katanya.

Sementara itu pada indikator lain yakni dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), perbankan di Sulteng juga tumbuh positif masing-masing 9,70 persen yoy (Rp65,26 triliun) dan 5,28 persen yoy (31,88 persen).

Selanjutnya, intermediasi perbankan juga terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio () 157,28 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan non-performing loan () 1,82 persen (dibawah lima persen, red). RHT