SULTENG RAYA –Pasca peristiwa gempa bumi 28 September 2018 melanda Kota Palu dan sekitarnya, menyebabkan sejumlah infrastruktur bangunan sekolah mengalami kerusakan parah, termasuk di dalamnya SDN Inpres 3 Palu dan SDN Inpres 26 Palu.
Namun sayang, hingga jalan enam tahun pasca peristiwa itu, kedua sekolah tersebut belum mendapatkan penanganan yang memadai dari pemerintah Kota Palu, terutama terkait ruang kelas. Seperti yang dialami SDN Inpres 26 Palu hingga kini masih kekurangan tiga ruang kelas, yakni ruang kelas III, IV, dan V.
Untuk mengantisipasi kekurangan kelas itu, pihak sekolah terpaksa masih menggunakan dua ruang kelas darurat yang pernah didapatkan pasca 28 September 2018 untuk kelas III dan kelas IV. Sementara satu kelas lagi yakni kelas V terpaksa menumpang di ruang kelas yang dimiliki SDN Inpres 3 Palu.
Itupun kelas tersebut sebelumnya juga tidak layak untuk digunakan, namun atas partisipasi para wali murid berkenan bekerjasama gotong royong memperbaiki ruangan itu, sehingga dapat digunakan untuk sementara waktu.
Kepala SDN Inpres 26 Palu, Maryam mengatakan, sebenarnya kondisi tersebut sudah dilaporkan kepihak pemerintah dalam hal ini ke instansi terkait, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, bahkan jauh-jauh hari sebelum dirinya dilantik sebagai kepala sekolah di SDN Inpres 26 Palu. Kepala sekolah sebelumnya sudah mengajukan kebutuhan sekolahitu. Namun jawaban dari proposal pengajuan itu tidak kunjung muncul.
Lebih lanjut kata Maryam, kebutuhan sekolah ini tidak hanya sebatas tiga ruang kelas itu, melainkan juga terkait kebutuhan WC sekolah. Apalagi saat ini sudah menerapkan sistem fullday.
Beruntung dengan kontribusi wali murid secara tenaga dan material, bergotong royong membangun WC untuk memenuhi kebutuhan siswa siswi di sekolah itu.“Ini lagi-lagi bantuan kontribusi dari wali murid, jadi pembangunan dilaksanakan sesegera mungkin tanpa mengharap bantuan dari pihak terkait,”ujar Maryam, Rabu (28/2/2024).
Selain itu, sekolah ini juga masih membutuhkan ruang kepala sekolah, karena hingga saat ini ruang kepala sekolah masih menyatu dengan ruang guru, begitu juga dengan ruang perpustakaan sangat dibutuhkan sekolah ini, berikut dengan ruang IT, kantin sekolah, jalur evakuasi, papan nama sekolah, serta lapangan upacara.
Belakangan Maryam mendapatkan informasi, jika ada opsi dari pemerintah untuk melakukan Merger kedua sekolah itu antara SD Inpres 3 ke SD Inpres 26.
Proses merger inilahsebutnya yang menghambat peningkatan fasilitas daninfrastruktur di sekolah yang dipimpin yaitu.“Merger membutuhkan penyuratan untuk penghapusan sekolah dengan proses yang lama. Sehingga informasi terakhir yang saya dapat, pembongkaran baru akan dilakukan pada bulan Maret. Untuk pembangunannya sendiri, kemungkinan dilaksanakan setelah lebaran,” sebutnya. MG1