SULTENG RAYA – Wahyu Alamsyah salah satu pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kinesik) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tadulako (Untad) menuturkan bahwa pejabat negara terlihat mementingkan kepentingan pribadi dalam pilpres 2024, bahkan Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan menunjukan keberpihakan ke salah satu paslon Presiden 2024, sehingga dinilai menggunakan relasi kuasa.
Ia juga mengatakan, kalau kepentingan pribadi dari tatanan pejabat bisa dilihat dari cara mereka saling menjatuhkan. Hal ini melalui konsep debat para kandidat yang terkesan hanya membuang gimmick tanpa subtansial dari mengeluarkan atau menjawab gagasan.
Mantan Pengurus BEM FISIP 2021 itu menambahkan, masyarakat juga memiliki kepentingan yang disebut serangan fajar. “Masyarakat tidak lagi melihat seberapa bagus visi misinya, seberapa bagus gagasannya, serta tidak melihat track record dari setiap kandidat. Mereka hanya melihat yang ber-uang,”sebutnya saat ditemui di FISIP Untad, Rabu (7/2/2024).
Sementara bulan Mei 2023, Presiden sempat membuat statement akan cawe-cawe dalam pemilu 2024. Hal ini terindikasi sebuah keberpihakan seorang Presiden. Lalu di bulan Oktober 2023, terpilihnya putra sulung Joko Widodo sebagai Cawapres menguatkan tuduhan keberpihakan Presiden.
Wahyu menambahkan, bahwa fenomena statement presiden ini sudah terlanjur memperlihatkan keberpihakan Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
“Ketika dia berbicara sebagai presiden, seharusnya dia tidak pantas untuk cawe-cawe. Karena ketika pemimpin terlihat pro kepada satu kelompok, pasti adanya sebuah kecurangan soal relasi kuasa,”sebutnya, Rabu (7/2/2024). MG1