RAYA – Otoritas Jasa Keuangan () Provinsi Sulawesi Tengah mencatat, di Sulteng, baik konvensional maupun syariah, menyalurkan maupun pembiayaan sebesar Rp48,58 triliun.

Angka tersebut secara year on year (yoy) atau Desember 2022 terhadap Desember 2023 mengalami pertumbuhan sebanyak 14,36 persen.

“Hal itu simetris juga dengan total yang tumbuh 4,81 persen pada periode Desember 2023 yakni tercatat sebesar Rp64,66 triliun,” kata Kepala , Triyono Raharjo, Rabu (31/1/2024).

Namun demikian, sektor perbankan juga perlu memperhatikan satu indikator yang mengalami penurunan sepanjang 2023 yakni penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). DPK perbankan di Sulteng sebesar Rp31,69 triliun atau mengalami penurunan sebesar 3,06 persen yoy.

“Tetapi kita lihat juga soal intermediasi perbankan yang terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 153,49 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan non-performing loan () 1,75 persen, ini sangat baik, jauh dari batas toleransi lima persen,” katanya.

Triyono juga mendorong sektor perbankan untuk lebih agresif dalam menjalankan tools bisnis. Secara sektor syariah memang mengalami pertumbuhan, namun masih jauh dengan kinerja perbankan konvensional.

aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp3,06 triliun atau 14,61 persen yoy, pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif tumbuh sebesar 12,92 persen yoy menjadi Rp2,71 triliun,” katanya.

“OJK juga terus mendorong masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan pembiayaan syariah namun juga memanfaatkan produk simpanan bank syariah agar dana pihak ketiga perbankan syariah dapat bertumbuh lebih optimal,” ujarnya menambahkan.

Ia juga mengimbau untuk perbankan terus melakukan akselerasi di sektor dalam mewujudkan peningkatan penyaluran kredit demi. Hingga Desember 2023, telah disalurkan kredit sebesar Rp15,88 triliun atau tumbuh 14,41 persen yoy dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 3,16 persen atau masih di bawah threshold lima persen. RHT