RAYA- Kepala Kesbangpol , Ansyar Sutiadi menyebut arus ikut membentuk prilaku remaja dan pelajar, karena melalui informasi yang dibawah oleh teknologi informasi tanpa tersaring itu langsung dilihat oleh remaja dan pelajar, sekaligus dengan mudah bagi mereka untuk meniru apa yang mereka saksikan, seperti trend geng , tauran, hingga pada penyalahgunaan narkoba.

Apa yang terjadi pada sebagain remaja dan pelajar di Kota baru-baru ini adalah bagian dari fenomena tersebut. Seperti tauran antar pemuda di Tugu Perbatasan Kelurahan Ujuna dan Kelurahan Nunu, tepatnya Ahad (7/1/2024) sekitar pukul 15:00. Kedua kelompok ini saling serang menggunakan busur, parang, petasan, dan batu. Kejadian itu mengakibatkan beberapa korban luka dan kerugian materil.

Terbaru Ahad (13/1/2024) malam, personil Polresta Palu mengamankan sebanyak 96 orang yang terlibat dalam geng motor, parahnya 79 diantaranya adalah pelajar dan hanya 11 orang lainnya bukan pelajar.

Dari hasil penindakan tersebut, diketahui mereka yang diamankan itu diidentifikasi dari 15 geng motor yang aktif beroperasi di Kota Palu.

Turut serta diamankan sejumlah barang bukti, diantaranta 61 unit , delapan buah busur bersama ketapel, dua buah pisau, sebuah grip hand (peninju), sebuah parang, 10 simbol bendera geng yang diduga untuk digunakan dalam aktifitas kriminal.

Kondisi tersebut kata Ansyar Sutiadi sangat disayangkan, mengingat mereka ini adalah para generasi bangsa yang semestinya memanfaatkan usia remajanya untuk belajar sebagai bekal saat nanti mereka turun kemasyarakat untuk berkarya membangun daerahnya.

Upaya yang dilakukan pemerintah kata Ansyar sudah cukup banyak dan telah berjalan dengan baik, seperti Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan sosialisasi P4GN (Narkoba) ke kalangan pelajar dan remaja di Kota Palu.

Upaya Pembinaan Idiologi Pencasila tersebut diharapkan dapat membangun kesadaran untuk menjadi warga negara yang baik sekaligus menjadi filter bagi mereka dan juga penyemangat untuk menyongsong masa depannya.

Karena didalamnya mendapatkan pengertian, pemahaman dan wawasan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat tentang toleransi, karakter bangsa, kepribadian, budaya dan adat istiadat.

Begitu juga dengan sosialisasi P4GN yang terus menerus dilakukan bersama dengan Kota Palu.

Namun semua itu kata Ansyar, akan lebih lengkap lagi jika pembinaan juga dilakukan melalui institusi pendidikan dan juga keluarga secara simultan untuk menghindari perilaku negatif dari pelajar dan remaja. Seperti pemanfaatan teknologi informasi. “Namanya remaja itu sangat mudah terpengaruh, apa yang mereka lihat dan saksikan, jika itu menarik baginya akan dia tiru, seperti trend geng motor, tauran, hingga pada penyalahgunaan narkoba,”sebutnya, Rabu (17/1/2024).

Untuk itu katanya, semua pihak harus ikut berkontrubusi menjaga, dan memastikan para pelajar dan remaja sebagai negerasi bangsa itu jauh dari hal-hal negatif, salah satunya melalui edukasi agar memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. “Di sinilah peran dari lingkungan pendidikan dan keluarga di rumah sangat dibutuhkan,”sebut Ansyar.

Intenistas waktu yang cukup lama di lingkungan pendididikan dan keluarga memungkinkan memberikan kesempatan untuk mengontrol sekaligus mengedukasi tentang pemanfaatan dengan baik teknologi informasi itu.ENG