RAYA – Kasus dugaan pemotongan bonus pelatih yang bernaung di bawah National Paralympic Committee (NPC) kembali mencuat belakangan ini.

Dugaan pemotongan itu berasal dari bonus Asian Para Games 2023 Hangzhou dan menjadi pembicaraan di kalangan pelatih.

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia () Dito Ariotedjo buka suara terkait dengan munculnya kasus tersebut.

Dito menjelaskan, celah untuk dipotongnya bonus Asian Games maupun Asian Para Games sangat kecil. Karena bonus langsung dari pemerintah pusat ke penerima, termasuk pelatih.

“Jadi harus didalami dan diinvestigasi. Potongan itu sifatnya ketika sudah diterima atau ada permintaan dari orang lain atau bagaimana,” kata Dito Ariotedjo, Senin (15/1/2024).

Politisi Partai Golkar itu juga mendorong pelatih-pelatih untuk memberikan laporan dan mengungkapkan aspirasi terkait dengan dugaan pemotongan bonus tersebut.

“Silakan boleh pelatih kalau ingin memberikan aspirasinya. Nanti akan kita cek bagaimana tata kelolanya di federasi (NPC Indonesia-red),” tegas dia.

Tak hanya itu saja, menteri termuda di Kabinet Presiden itu juga tak menutup kemungkinan memanggil pengurus NPC Indonesia.

“Kita juga tanya NPC, stakeholder terkait bagaimana regulasinya. Karena itu sudah ada lama sebelum saya,” jelas Dito.

Kasus dugaan pemotongan bonus pelatih sebelumnya juga sempat muncul usai gelaran Asian Para Games 2018 di Indonesia.

Saat itu, beredar kabar jumlah bonus pelatih kepala balap sepeda Puspita Mustika Adya berbeda dengan yang tercantum dalam situs resmi Kemenpora.

Dalam foto buku milik Puspita yang tersebar di dunia maya, tampak jumlah saldo bonus sebesar Rp137,5 juta.

Sedangkan di situs Kemenpora ia tertulis berhak mendapat Rp675 juta meski hal itu sudah dibantah pihak NPC Indonesia.**