SULTENG RAYA – Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI dinilai prospektif dan menjanjikan ke depan, setelah melanjutkan tren penguatan selama sebulan terakhir. Emiten bersandi BRIS itu menjadi top lima bank dengan kenaikan harga saham tertinggi.
Pada penutupan pasar modal Rabu (3/1/2024), BRIS menguat di level Rp1.800 atau naik 3,45 persen dibandingkan dengan harga penutupan di hari sebelumnya. Kenaikan harga saham BRIS itu terjadi pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun -0,61% ke level 7.279 dari hari sebelumnya yang sebesar 7.323.
Pencapaian tersebut menunjukkan secara year on year (YOY) BRIS telah memberikan return yang signifikan yaitu sebesar 41,02 persen. Dengan demikian mengantarkan BSI masuk dalam top lima emiten bank dengan return saham tertinggi.
Positifnya pergerakan saham BRIS didorong oleh peningkatan minat dari investor institusi, tercermin dari net buy investor institusi yang tinggi baik asing maupun domestik.
Kenaikan harga saham BRIS tak lepas pula dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap kinerja fundamental BRIS yang solid, dan tumbuh secara berkelanjutan semenjak merger pada awal 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan November 2023, laba bersih BSI tercatat sebesar Rp5,1 triliun bertumbuh 30 persen yoy. Pertumbuhan laba bersih tersebut, sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang disalurkan yaitu mencapai Rp235,01 triliun atau naik sekitar 14 persen yoy.
BSI pun mampu menjaga kualitas aset tetap prudent. Hal ini terbukti dengan non-performing financing (NPF) gross yang menurun menjadi 2,15 persen dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53 persen.
Ke depannya, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dinilai rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan. Dengan faktor fundamental yang menjanjikan tersebut, 16 analis yang meng-cover BRIS merekomendasikan “Buy”. Adapun data Bloomberg menunjukkan target harga BRIS berdasarkan konsensus sebesar Rp2.110. RHT