SULTENG RAYA – Seperti biasanya, akhir pekan selalu diisi Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, melakukan kunjungan di sejumlah kelurahan guna menemui sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.
Pekan ini, Wali Kota Hadianto, mengunjungi delapan kelurahan dalam dua hari, yakni Sabtu dan Ahad. Pada Sabtu (16/12/2023), Wali Kota Hadianto serap aspirasi masyarakat di Kelurahan Lolu Utara, Lolu Selatan, Besusu Tengah dan Besusu Barat. Sedangkan, pada Ahad (17/12/2023), Wali Kota Hadianto mengunjungi Kelurahan Talise Valangguni, Talise, Tondo dan Kelurahan Layana Indah.
“Sekalipun di penghujung tahun, tetapi tidak mengurangi nilai pertemuan ini. Silahkan warga sampaikan secara langsung apa saja kepada saya dan menjadi perhatian saya untuk ditindaklanjuti,” kata Wali Kota Hadianto.
Pada pertemuan di delapan kelurahan tersebut, sejumlah usulan disampaikan perwakilan-perwakilan masyarakat yang hadir.
“Usulan yang disampaikan warga menjadi perhatian kami (Pemkot Palu, red) untuk ditindaklanjuti di 2024 mendatang termasuk juga keinginan warga untuk kebutuhan mobil ambulance,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Hadianto, mendorong masyarakat tertib membayar retribusi sampah. Karena, kata dia, retribusi sampah bukan hanya untuk pengelolaan sampah di Kota Palu, tetapi untuk membantu ekonomi masyarakat, bantuan modal usaha, perbaikan maupun pengadaan.
“Retribusi sampah untuk banyak hal. Oleh karena itu, diminta masyarakat untuk tertib membayar retribusi sampah setiap bulannya, demi kelancaran pembangunan di Kota Palu,” pesannya.
Ia juga mengimbau masyarakat men-download aplikasi SanguPalu yang telah diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu di momentum HUT ke-45 Kota Palu.
“Aplikasi tersebut sebagai upaya memudahkan layanan kepada masyarakat, seperti layanan administrasi kependudukan, layanan aduan, layanan pemberian bantuan, dan lainnya. Jadi apa yang warga sampaikan saat ini juga bisa disampaikan di aplikasi Sangupalu,” jelasnya.
Ia menerangkan, sejumlah agenda segera Pemkot Palu saat ini, diantaranya, menerbitkan Perda soal bak resapan buangan limbah rumah tangga, warung, rumah makan, tempat usaha lainnya dan hotel serta penginapan yang masuk ke drainase agar tersaring.
Selain itu, pembuatan Perda soal penertiban kabel PLN dan jaringan kebal lainnya yang selama ini pemasangannya tidak beraturan di dalam kota, sehingga pada 2025 mendatang, sudah mulai pengerjaannya, agar semua kabel terpasang tidak beraturan dipasang semua masuk ke dalam tanah.
“Terkait dengan pembersihan drainase saat ini berjalan di tahun 2023 ini dan akan berlanjut lagi di tahun 2024. Hal penting lainnya lagi adalah soal rumah yang dibangun diatas alur alam semuanya harus ditertibkan. Dalam hal ini rumah rumah yang berdiri pada sempadan sungai harus ditertibkan dan akan dilakukan pembongkaran,” katanya.
Rencananya, pada Januari 2024, Pemkot Palu bakal melakukan pembongkatan bangunan-bangunan yang berdiri di atas alur alam. Sebab, kata dia, keberadaan rumah tinggal tanpa izin tersebut jadi penyebab penyempitan di sisi kiri dan kanan sungai dan aturannya lima meter pada sisi kiri dan kanan sungai Palu tidak boleh ada bangunan dan wajib dibongkar tanpa ganti rugi.
“Olehnya saya minta kepada lurah untuk segera kembali menyampaikan hal ini ke warga yang bangunannya berada di jalur alam dalam wilayah Kota Palu untuk menertibkan sendiri bangunannya ataukah nanti Pemerintah yang akan tegas membongkarnya,” tuturnya.
TAMBAH 3.000 LAMPU PENERANGAN JALAN
Ia juga menyampaikan, pada 2024 mendatang, Pemkot Palu bakal menambah lagi lampu Penerangan Jalan Umum sebanyak 3.000 lampu.
“Tahun depan kita adakan sekitar 3.000 lampu penerangan jalan, InsyaAllah lorong-lorong akan kita masuki,” kata wali kota.
Sebelumnya, kata pada 2021 hingga 2022, Pemkot Palu telah mengadakan lampu yang diprioritaskan di jalan-jalan protokol.
“Harusnya sekitar 6.000 lampu yang dibutuhkan, tapi kita adakan 3.000 dulu. Karena kita bukan hanya membiayai lampu, drainase, jalan, tapi semua. Olehnya alokasi anggarannya harus diatur baik oleh Pemerintah Kota Palu melalui Bappeda, berdasarkan kemampuan keuangan daerah,” tuturnya.
MASUKAN MASYARAKAT
Sejumlah masukan disampaikan warga di Kelurahan Lolu Utara, diantaranya soal pengerjaan jalan dan drainase, penerangan jalan, limbah buangan dari hotel dan rumah makan, pelarangan merokok di area tugu bundaran Hasanuddin, air mancur selalu dihidupkan di bundaran taman nasional dan permintaan Ambulance digunakan warga secara gratis.
Kemudian, di Talise Valanggung, masyarakat mengusulkan penetapan tapal batas kelurahan, perbaikan Jalan Dayodara, pengaspalan jalan BTN CP4, serta pembangunan Ruang Terbuka Hijau di RT 5 CP2.
Di Kelurahan Talise, sejumlah keluhan disampaikan masyarakat, seperti penerangan jalan di Jalan Bukit Sofa, buangan drainase ke jalan umum, ternak yang masih berkeliaran di jalan umum, penyediaan lokasi Bank Sampah Talise masih sewa tempat, pengaspalan Jalan Vatudetoraya, drainase rusak, bantuan UMKM bagi masyarakat Talise, pengaktifan kembali kotak di koran ‘Anda Bertanya, Bappeda Menjawab’, pembuatan destinasi wisata strategis di Kampung Nelayan, pengolahan sampah daun kering menjadi kompos di Hutan Kota.
Di Kelurahan Tondo, masyarakat mengeluhkan soal pembayaran retribusi sampah, perbaikan jalan dan drainase di Kompleks Perumahan Roviga, sering terjadi pencurian di siang hari, penyediaan kursi untuk Posyandu.
Di Kelurahan Layana Indah, masukan disampaikan masyarakat seperti pengaspalan jalan menuju ke BTN View Resident beserta lingkungannya, pembukaan dan pengaspalan jalan menuju BTN Griya Harmoni, BTN Bumi Permata dan BTN Dupa Nagaya beserta lingkungannya, pengaspalan jalan lingkungan di RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, dan RT 07, pengaspalan jalan lingkungan di RT 16 tepatnya di jalan menuju Gereja, pembangunan kantor kelurahan baru, pemasangan lampu penerangan jalan umum sebanyak 23 titik di RT 18 dan RT 19, pengeboran sumber mata air minum masyarakat di tiap RT masing-masing satu titik dari total 21 RT, serta pembangunan Bantaya Adat Kelurahan Layana Indah.HGA