Memanfaatkan air Sebagai Bahan baku energi ramah lingkungan, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Poso Energy, Desa Sulawana, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, bergerak pada bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) diresmikan secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, 25 Februari 2022.

Oleh: RUTH DAMAYANTI/ Raya

Pengoperasian PLTA PT Poso Energy, awalnya dimulai dari PLTAPoso tahap I sebesar 3×65 MW pada Desember 2012, sementara untuk pengoperasian secara keseluruhan PLTA Poso 515 MW secara resmi Commercial Operation Date (COD) bersama PT dilakukan pada Februari 2023.

PT Poso Energy merupakan unit bisnis Kalla Group, yang pekerjaan proyeknya dilaksanakan oleh PT Bukaka Teknik Utama dan PLTA ini bergerak pada bidang EBT, memanfaatkan air yang berasal dari Danau Poso dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Poso sebagai bahan baku energi ramah lingkungan.

Sejauh ini dari aspek pengembangan energi terbarukan, PLTA Poso sudah berkontribusi sekitar 10,69 persen dari total bauran EBT sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan. Serta, menjadi salah satu proyek dengan kapasitas besar, menjadi peaker dan follower pada sistem kelistrikan Sulawesi.

Olehnya untuk dapat berkontribusi lebih jauh lagi, PT Poso Energy selalu berupaya menghasilkan energi ramah lingkungan yang berdampak positif, bukan hanya bagi masyarakat namun juga terhadap lingkungan. Sehingga, PLTA dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi atau limbah.

Adapun mekanisme pengoperasian PLTA, dimulai dari sumber air yang ditampung di bendungan atau dam sejumlah 85-95 persen dari total debit air sungai dan sisanya tetap mengalir seperti biasa di sungai.

Bangunan dam PLTA Poso, bahkan dilengkapi dengan pintu pengatur yang berfungsi mengatur keluarnya air dari dam ke arah saluran penghantar, kemudian terdapat surgetank sebagai pengatur tekanan air dari saluran penghantar masuk ke pipa penstock untuk menggerakan turbin.

Setelah turbin bergerak karena tekanan air dari penstock, maka generator akan bergerak menghasilkan energi listrik dan air akan keluar melalui saluran tailrace kembali ke sungai utama, tanpa mengurangi volume air dan tanpa mengubah kualitas air.

“Untuk langkah antisipasi, PLTA Poso secara berkala melakukan monitoring kualitas air sebelum ditampung di dam dan setelah tailrace, sehingga hasil monitoring tidak pernah melebihi baku mutu kualitas lingkungan yang disyaratkan dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Manager Bisnis PT Poso Energy, Ismet Rahmad Kartono.

Beberapa manfaat kehadiran PLTA Poso, pertama, manfaat jangka pendek yaitu kapasitas 515 MW mendukung pemenuhan energi listrik masyarakat dan industri melalui PT PLN, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Poso melalui penyerapan tenaga kerja lokal, memulihkan citra Kabupaten Poso yang dulunya kawasan rawan konflik sara, dengan hadirnya PLTA Poso masyarakat luar tidak ragu bila berpergian ke Poso.

Adanya peningkatan kemandirian kelompok masyarakat, melalui binaan Poso Energy bekerja sama dengan kementerian ESDM, serta PT Poso Energy melakukan pemasangan listrik gratis atau free biaya instalasi pemasangan baru di wilayah-wilayah desa tertinggal di Kabupaten Poso dan sebagainya.

Sementara manfaat jangka panjang, PLTA Poso siap mendukung program pemerintah dalam NET Zero Emission 2060, memastikan kelestarian lingkungan DAS akan terjaga karena air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik harus dengan kualitas yang baik dan kuantias yang berkelanjutan, serta masyarakat dapat menikmati listrik sepanjang waktu.

Pastikan Kualitas dan Kuantitas Air Terjaga

Sebagai pihak yang memanfaatkan air sebagai bahan baku utama energi ramah lingkungan, tentunya keberadaan PLTA Poso harus terus membawa banyak manfaat terhadap lingkungan sekitar, salah satunya dengan menjaga kualitas dan kuantitas air tetap terjamin.

Ismet Rahmad Kartono, mengatakan bahwa menjaga kualitas dan kuantitas air tetap terjamin menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan, pasalnya hal itu bertujuan agar PLTA Poso dapat terus membangkitkan energi listrik dan mesin dapat berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama.

“Karena pada dasarnya air yang dibutuhkan PLTA Poso, bukan hanya dalam jumlah banyak dan tersedia secara lestari, namun harus memiliki kualitas dan jernih bebas sedimen. Sebab, air yang berkualitas buruk dapat mempengaruhi turbin dan mesin-mesin lainnya menjadi tidak maksimal,” ucapnya.

Salah satu upaya PT Poso Energy dalam menjaga kualitas dan kuantitas air, yakni dengan melakukan rehabilitasi DAS Poso pada lahan kritis yang ada di area tangkapan air Danau Poso dan Sungai Poso, upaya tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2015.

Rehabilitasi DAS Poso, umumnya dilaksanakan dalam bentuk pendekatan kolaborasi dengan melibatkan masyarakat di sekeliling danau atau kelompok masyarakat pemilik lahan terindikasi kritis, yang areanya mengacu pada peta lahan kritis dari BPDASHL .

Penawaran kolaborasi tersebut, dimulai dari identifikasi lahan, pemilihan jenis komoditas tanaman, pembentukan kelompok tani, penyuluhan, pembagian bibit, atau penanaman dan pemeliharaan, pembuatan pupuk organik dan aplikasinya.

Terdapat dua jenis tanaman yang berasal dari usulan masyarakat dan juga PT Poso Energy, antara lain tanaman produktif seperti durian musang king, alpukat australia, jeruk malang, kelengkeng thailand mutiara dan sebagainya. Serta, tanaman keras atau tanaman kayu sebagai tanaman pendamping.***