SULTENG RAYA – Belakangan ini, beberapa kota di Indonesia terkhusus di Sulaweesi Tengah (Sulteng) merasakan pemadaman bergilir akibat kurangnya pasokan listrik dari penyedia layanan listrik pemerintah atau PLN, karena badai Elnino (musim panas) yang berkepanjangan sehingga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso Energy tidak beroperasi maksimal karena turunnya debit air.
Milirik penjelasan Wikipedia Pemadaman bergilir (rolling blackout, load shedding) adalah pemadaman listrik yang dilakukan sengaja sebagai upaya terakhir dari perusahaan penyedia listrik untuk menghindari mati listrik total pada suatu sistem jaringan listrik. Hal ini biasanya dilakukan sebagai tanggapan terhadap situasi sewaktu permintaan listrik melebihi kapasitas suplai daya dari jaringan.
OLEH: HELMY JATMIKA-SULTENG RAYA
Pemadaman bergilir dapat dilokalisasikan pada bagian tertentu dari jaringan listrik atau dapat juga meluas dan berdampak terhadap seluruh negara dan benua. Pemadaman ini biasanya disebabkan oleh dua hal yakni kapasitas produksi yang tidak cukup atau infrastruktur distribusi yang tidak memadai untuk menyuplai daya yang cukup ke wilayah yang membutuhkannya.
Di banyak negara di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia, pemadaman bergilir sering dialami sehari-hari. Kadang, pemadaman ini telah direncanakan pada hari dan waktu tertentu sehingga memungkinkan orang untuk mengantisipasi gangguan tersebut. Namun, pada sebagian besar kasus, pemadaman dapat terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya, umumnya sewaktu frekuensi transmisi turun hingga di bawah batas aman.
Badai Elnino memang tidak bisa kita hindari karena merupakan bencana alam dari sang penciptanya. “kami selalu disalahkan ketika pemadaman bergilir, padahal kami sebagai produsen listrik sedangkan perusahaan distribusi ke konsumen adalah PLN,” kata Manager Bisnis PT Poso Energy, Ismed Rahmat Kartono.
Menurutnya, kita seharusnya bersyukur masih mendapat pemadaman bergilir, namun ada negara tertentu yang karena badai Elnino ini, pemerintahnya terpaksa melakukan penyalaan bergilir karena populasi penduduk yang semakin meningkat berbanding lurus dengan pemakaian listrik. Tentunya, Poso Energy sebagai salah satu produsen listrik di area Sulawesi bagian Selatan dengan daya terpasang saat ini 515 MW memastikan penyalaan listrik bergilir yang dicemaskan oleh banyak orang tidak terjadi di daerah Sulteng.
Pemadaman bergilir berarti melakukan pemutusan aliran listrik ke beberapa lokasi, sehingga di lokasi tertentu dapat tercukupi supply listrik. Ini berarti, Durasi listrik menyala lebih lama dibanding padamnya. Namun, jika yang dimaksudkan adalah penyalaan bergilir, ini berarti supply listrik memang belum mencukupi sehingga durasi listrik padam lebih lama dibandingkan durasi listrik menyala.
“Badai Elnino tahun 2023 ini sedikit panjang dari tahun sebelumnya, sehingga daya listrik yang dihasilkan dari proses pembangkit tenaga air dari sumber danau Poso tahun ini hanya mencapai 200 MW dari 515 MW,” ujar Manager Bisnis PT Poso Energy, Ismed Rahmat Kartono pada akhir pekan November 2023.
Yang terpenting dari sebuah pembangkit listrik tenaga air adalah debit air dan head dan jika kedua unsur ini tidak terpenuhi maka efesiensi pembangkit tidak dapat tercapai dengan maksimal. Seperti pada Plant existing, normalnya ketinggian jatuh air (head) 150 meter dan debit air 150 m3/detik. Karena badai Elnino, head maupun debit air yang dihasilkan oleh sumber air yakni danau Poso tidak terpenuhi untuk menunjang kerja komponen pembangkit listrik Poso Energy.
Di sisi lain, Maria (68) berprofesi sebagai ibu rumah tangga di kota Palu mengaku, pemadaman bergilir saat ini tidak bisa kita hindari karena pasokan listrik memang kurang karena badai Elnino, dan tidak bisa kita menyalahkan pihak manapun karena ini murni bencana alam kekeringan. “Mungkin ini peringatan dari sang pencipta, bagaimana kita manusia dapat menjaga keseimbangan ekosistem alam sehingga tidak terjadi bedai Elnino yang berkepanjangan. Dan karena pemadaman bergilir ini, saya biasanya melakukan pekerjaan rumah secara manual misalkan menanak nasi di kompor, mencuci pakaian tanpa mesin, melipat pakaian yang sudah kering sehingga tidak perlu disetrika lagi. Sangat disayangkan kalau kita boros listrik sedangkan saat ini kita sedang krisis supply listrik akibat badai panas yang berkepanjangan,” kata Maria.
Kembali Ismed menegaskan, bahwa Poso Energy berkomitmen menjadi garda terdepan menjaga pasokan air di danau Poso. Pihaknya, juga selalu berusaha sehingga pembangkitnya dapat menghasilkan daya listrik yang maksimal ditengah badai Elnino ini. Salah satunya dengan melakukan rekayasa hujan sehingga meningkatkan intensitas hujan dan tetap menjaga ekosistem ikan Sugili di danau Poso dengan membuat fish ladder memberi ruang untuk populasi ikan tetap terjaga.
Dalam catatan PLN tahun 2022, PLTA Poso Energy dengan total kapasitas 515 MW dan sedang melakukan tahap kontruksi untuk dua stage plant yakni plant Poso 2A dan Poso 2B berlokasi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan pembangkit EBT terbesar di Indonesia Timur yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy yang merupakan anak usaha Kalla Group.
Dan pada peringatan Hari Listrik Nasional (HLN), Presiden RI Joko Widodo berharap agar sinergitas PLN dan Power Plant khususnya EBT terus melangkah maju untuk senantiasa menerangi Indonesia dan menjaga ketahanan energi Indonesia.***