SULTENG RAYA – Kantor Perwakilan (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah mengedukasi 50 orang calon pengantin (catin) generasi muda Hindu soal pentingnya pemahanan dan pencegahan stunting.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng, Ulyas Taha, mengatakan, Stunting merupakan kondisi ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ssalah satu sebab terjadinya stunting, karena pasangan belum siap dalam membangun rumah tangga, baik dari segi mental, pemenuhan gizi, dan faktor lainnya.
“Sederhananya, gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Kekurangan gizi itu pertumbuhannya tidak normal, sehingga menjadi generasi kualitasnya tidak bisa kita harapkan,” jelas Kakanwil Ulyas saat membuka workshop catin, keluarga sukinah dan pencegahan stunting di salah satu hotel di Kota Palu, Ahad (3/12/2023).
Menurutnya, kehidupan tidak sehat bakal melahirkan generasi tidak sehat. Begitu pun selanjutnya, generasi tidak sehat lahir dari pada pernikahan tidak terjadwal.
“Olehnya, kegiatan ini sangat penting dilaksanakan sebagai bekal dan penguatan kepada generasi muda Hindu,” katanya.
Olehnya, kata dia, Pemerintah Indonesia sangat peduli dengan stunting karena khawatir suatu saat generasi Indonesia pertumbuhannya tidak normal, tidak memiliki kualitas menghadapi Indonesia emas 2045.
Indonesia emas bakal menghadapi berbagai tantangan dunia saat ini dirasakan, sehingga 2045 Indonesia butuh generasi-generasi memiliki kualifikasi dan kualitas mampu bersaing dengan perkembangan dunia.
Ia berharap, generasi umat Hindu menjadi generasi yang siap melahirkan generasi kebanggaan bangsa, agama dan negara.
“Saya memberikan apresiasi kepada Pokjaluh Hindu yang telah melaksanakan kegiatan ini, dan kepada anak-anakku untuk mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya agar apa yang telah didapatkan dalam pertemuan ini bisa diimplementasikan dalam kehidupan agar menjadi keluarga yang bisa membentuk benteng generasi kedepan umat Hindu nantinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Pokjaluh Hindu Sulteng, I Wayan Sudiana, mengungkapkan, kegiatan itu perdana dilaksanakan Pokjaluh Hindu untuk mendukung program pemerintah, yakni mencegah stunting, memberikan pembinaan dan penguatan calon pengantin.
Edukasi tersebut dilakukan, kata dia, hasil pendataan di lapangan, masih banyak melakukan proses pernikahan dini, sehingga segera diantisipasi melalui kegiatan tersebut.
“Kami berharap generasi Hindu yang mengikuti kegiatan agar dapat menyebarkan ilmu pengetahuan yang nantinya didapatkan dalam kegiatan ini kepada teman-temannya,” tuturnya.
Kegiatan itu dihadiri anggota Paruman Walaka PHDI Pusat sekaligus Ketua Yayasan Dharma Kerti, I Nyoman Kormek, Ketua PHDI Sulawesi Tengah diwakili Ketua Bidang Keagamaan, Ketut Susila, Ketua WHDI Sulawesi Tengah, Ketua STAH Dharma Santana Sulawesi Tengah, Ketua Paradah Sulawesi Tengah, Ketua PD KMHDI Sulawesi Tengah.HGA