SULTENG RAYA – Bupati Morowali Utara, Delis Julkarson Hehi menghadiri kegiatan Musyawarah Adat yang dirangkaikan dengan Seminar Pelestarian dan Revitalisasi Budaya To Mori Menuju Terciptanya Hukum Adat Mori di Gedung Pesparawi Beteleme, Jumat (1/12/2023).
Kegiatan yang dihadiri oleh para tokoh adat dan tokoh masyarakat Wita Mori ini dibuka dengan seminar Pelestarian dan Revitalisasi Budaya To Mori yang disampaikan oleh Akademisi Untad Dr. Christian Tindjabate dan Dr. Timuddin Dg Bauwo M.Si selaku narasumber.
Dalam sambutannya, Bupati Delis sangat memberi perhatian khusus bagi eksistensi serta pelestarian budaya Wita Mori. Delis ingin agar seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi nilai adat yang dapat diimplementasikan dalam tata pemerintahan dan tata pengelolaan masyarakat yang ada di Kabupaten Morowali Utara.
“Saya sebagai Putra Wita Mori menyampaikan kepada Ketua dan Pengurus Dewan Adat agar memberikan rekomendasi kepada pemerintah, hal-hal apa saja yang harus menjadi bagian dari pada penguatan nilai-nilai adat yang bisa diimplementasikan ke dalam aturan yang berlaku di Kabupaten Morowali Utara,” ujarnya.
Berkaitan dengan pelestarian budaya Wita Mori, Bupati Delis berencana akan membangun satu Rumah Adat yang nantinya menjadi pusat kebudayaan dengan fungsi sebagai tempat bermusyawarah para Dewan Adat serta dapat menjadi panggung pertunjukan seni budaya Wita Mori.
“Kami berharap Rumah Adat ini dapat menjadi tempat belajar serta panggung bagi anak-anak kita dalam menampilkan berbagai tarian adat serta pertunjukan budaya dalam rangka pelestarian nilai budaya bagi generasi muda,” jelasnya.
Bupati Delis juga menaruh perhatian khusus kepada para Tokoh Adat dengan menaikan insentif dan mengikutsertakan para tokoh adat ke dalam jaminan BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, Delis juga akan memberikan Mobil Ambulans untuk Dewan Adat Wita Mori
“Semua ini kami berikan sebagai rasa terima kasih kami kepada para orang tua, tokoh adat serta dewan Adat Wita Mori atas kontribusinya dalam menjaga, memelihara dan melestarikan budaya Wita Mori yang ada,” pungkasnya
Sementara itu, terkait pelestarian dan revitalisasi budaya, Sekretaris Disdikbud Morut Bernoulli Tanari mengatakan bahwa saat ini, berbagai warisan Kebudayaan Mori seperti suku, tarian, tradisi masyarakat termasuk manuskrip atau catatan kuno yang mencatat peristiwa penting di masa lalu telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Oleh karena itu, Bernoulli Tanari berharap warisan budaya ini dapat menjadi daya tarik budaya bagi wisatawan serta perlu dipromosikan agar budaya Wita Mori lebih dikenal di seluruh Indonesia bahkan di dunia. VAN