SULTENG RAYA- Gubernur Sulawesi Tengah meminta kepada generasi muda agar bangga menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, baik di lingkungan pergaulan dengan teman-temannya maupun di lingkungan keluarga.
Mengingat saat ini, sejumlah bahasa daerah di Sulawesi Tengah berada pada kondisi mengalami kemunduran. Beberapa di antaranya terancam punah. Diantaranya bahasa Kaili, bahasa Pamona, bahasa Banggai, dan bahasa Saluan merupakan bahasa yang mengalami kemunduran.
Untuk itu, melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2023 ini merupakan komitmen pemerintah untuk memelihara keragaman budaya yang ada di masyarakat, Bahasa Ibu katanya merupakan akar dari identitas dan keragaman budaya.
“Dari 718 Bahasa Daerah di Indonesia terdapat 13 yang telah punah, dan beberapa bahasa daerah di Sulawesi Tengah ini juga telah terancam punah,” sebut Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Fachrudin D Yambas membacakan sambutan Geburnur Sulteng, saat membuka FTBI di salah satu hotel di Kota Palu, Senin (13/11/2023).
Penyebab punahnya bahasa daerah itu sebut Gubernur, karena semakin berkurangnya penutur, dan terjadinya kawin silang antar suku yang menyebabkan kurangnya menggunakan bahasa daerah. Ditambah lagi munculnya rasa malu bagi anak-anak muda menggunakan bahasa daerah.
Untuk itu sebisa mungkin katanya, para anak muda itu tidak malu jika menggunakan bahasa daerah, jadikan rasa kebanggaan menggunakan bahasa daerah. “Kedepan anak-anak muda akan di dorong untuk bangga menggunakan bahasa daerah itu, digunakan saat berkomunikasi dengan teman-teman di lingkungan sekolah, ataupun di tempat tinggalnya, agar anak-anak muda tidak hanya bangga menggunakan bahasa daerah, namun juga mencintai bahasa daerah itu serta mewarisi untuk dilesterikan,”sebutnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Dr. Iwa Lukmana, M.A, bahwa anak-anak muda harus tetap semangat menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah, baik digunakan saat bersama dengan teman -teman, maupun saat berada di rumah bersama keluarga.
Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi atas revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan oleh balai bahasa Sulawesi Tengah, ini adalah ujung dari sebuah proses yang dilakukan oleh balai bahasa. UNESCO sendiri katanya sangat mendukung revitalisasi bahasa ibu.
Perlu diketahui katanya, bahwa pelestarian bahasa daerah itu tetap pada daerah dan masyarakat di daerah itu, pemerintah pusat sendiri hanya sekadar mendukung. “Untuk adik-adik tetap semangat menggunakan bahasa ibu. Bahasa ibu harus tetap dipertahankan dan digunakan dalam aktifitas sehar-hari,”pesannya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Dr. Asrif, M.Hum menambahkan, bahwa FTBI tahun 2023 ini merupakan salah satu rangkaian pelaksanaan program Badan Bahasa Kemendikbudristek, yakni “Merdeka Belajar episode ke-13: Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD)”. Program ini merupakan salah satu dari tiga program unggulan Badan Bahasa, yang dua lainnya ialah Literasi Kebahasaan dan Kesastraan dan juga Internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Untuk Sulawesi Tengah, terdapat empat bahasa daerah yang telah direvitalisasi yakni Bahasa Kaili, bahasa Pamona, bahasa Banggai, dan bahasa Saluan. Program itu dikerja samakan dengan lima pemerintah daerah yakni Pemkot Palu, Pemkab Donggala, Pemkab Poso, Pemkab Banggai, dan Pemkab Banggai Kepulauan.
Sekaligus FTBI merupakan puncak gerakan revitalisasi bahasa daerah yang dilaksanakan selama satu tahun terakhir ini, sasaran pesertanya terdiri dari siswa SD dan siswa SMP yang disebut sebagai tunas bahasa Ibu.
Terdapat 60 tunas bahasa ibu mengikuti FTBI 2023 ini. Mereka didampingi oleh sejumlah guru pendamping dan perwakilan dari dinas masing-masing. Keluarga, kerabat, dan rekan mereka turut menyaksikan festival tunas bahasa ibu ini. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 13—15 November 2023 di Best Western Palu, dan akan dilanjutkan dengan Kemah Cerpen pada tanggal 15—17 November 2023 di Hotel Palu Golden.
Revitalisasi bahasa daerah ini dikemas dalam enam peminatan, yakni mendongeng, Cipta dan Pidato, tembang tradisi lokal, Cipta dan Baca Puisi, penulisan dan pembacaan cerpen, dan Komedi Tunggal yang semuanya itu dalam bahasa daerah.
Nanti yang terbaik akan menjadi wakil Sulawesi Tengah pada festival bahasa ibu nasional pada Bulan Februari 2024 di Jakarta, untuk bertemu dengan anak se Indonesia. ENG