SULTENG RAYA – Wakil Wali Kota Palu, dr Reny A Lamadjido, memimpin high level meetingTim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Palu di ruang rapat Bantaya Kantor Wali Kota Palu, Kamis (9/11/2023).
Pertemuan diikuti sejumlah stakeholder tersebut, membahas strategi pengendalian inflasi di tengah berlangsungnya fenomena el nino.
Wawali Reny berharap, melalui high level meetingTPID Kota Palu tersebut, menjadi wadah efektif merumuskan kebijakan dan langkah-langkah konkret, dalam mengendalikan inflasi dan mitigasi dampak El Nino yang akan memicu kenaikan harga kebutuhan pangan di Kota Palu.
“Intinya kita sama-sama ingin mengendalikan bagaimana inflasi di Kota Palu di tengah El Nino,” kata Wawali Reny.
Menurutnya, akibat dampak El Nino di Kota Palu, terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas pangan strategis, terutama beras, gula, ikan, tomat, hingga cabai baik rawit, merah, maupun keriting.
Hal tersebut disebabkan terjadinya penurunan produktivitas, sehingga menurunkan pasokan ke Kota Palu.
“Kalau pasokannya kurang, pasti harganya naik. Atau barangnya memang tidak ada di pasaran,” katanya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data BPS Kota Palu, pada Oktober 2023, inflasi Year on Year (YoY) Kota Palu tercatat sebesar 2,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen 117,58.
Inflasi YoY terjadi karena adanya kenaikan harga, ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau (6,6 persen).
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,92 persen). Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga (1,89 persen).
Kelompok kesehatan (0,59 persen, kelompok transportasi (0,29 persen), kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,14 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (5,12 persen).
Kelompok pendidikan (0,25 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,35 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (1,48 persen).
Sebaliknya, terjadi penurunan indeks harga pada kelompok-kelompok pakaian dan alas kaki (0,68 persen).
“Oleh sebab itu, TPID dan stakeholder lain yang terlibat dalam pengendalian inflasi di Kota Palu, harus bahu membahu menekan laju inflasi secara bersama-sama dan mengambil langkah serius dalam penanganan dampak El Nino,” harap Wawali Reny.
Ia menyebut, sejumlah langkah strategis perlu dilakukan, yakni pengawasan harga dan stok barang kebutuhan pokok, pengawasan gudang stok bahan pangan, hingga melaksanakan pasar murah subsidi di delapan kecamatan se-Kota Palu.
“Sasaran utama pasar murah ini, yakni masyarakat yang mempunyai Kartu PKH/Kartu Keluarga Sejahtera/Keterangan Tidak Mampu. Subsidi dengan potongan Rp5 ribu/Kg/L/Dus/Kaleng untuk setiap komoditi pangan strategis,” jelas Wawali Reny.
Di samping itu, strategi lain pengendalian inflasi melalui pasar murah, yakni melakukan kerja sama dengan BUMN, Bulog, dan distributor dalam rangka penyediaan kebutuhan pangan pokok.
Selain itu, ada pula intervensi penyaluran beras bantuan pangan, dimana tahap I (April – Juni) sebanyak 599.130 kg yang telah di salurkan kepada 59.913 Kepala Keluarga Penerima Bantuan Pangan (10 Kg/ KK).
Kemudian, tahap II (September – November) sebanyak 1.224.540 Kg yang telah di salurkankepada 122.454 Kepala Keluarga Penerima Bantuan Pangan (10 Kg/ KK).
“Kami optimistis, kondisi inflasi daerah hingga Desember nanti dalam koridor baik, karena berbagai program telah diintervensi,” tuturnya.HAG