Kapal sudah sandar, puluhan wartawan peliput acara puncak bulan inklusi keuangan (BIK) OJK Sulteng pada 28 Oktober 2023 yang dipusatkan di RTH Teluk Lalong Kabupaten Banggai berduyun turun menuju dermaga tua kecil di bibir pantai Desa Luk Panenteng, Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan.
RAHMAT KURNIAWAN / SULTENG RAYA
Maklum, menempuh perjalanan sekira dua setengah jam menggunakan kapal, terombang-ambing di lautan, beberapa orang mabuk laut, kulit sudah gosong, membuat rombongan ingin cepat turun seberangkat-nya dari Teluk Lalong, Kabupaten Banggai.
Sekilas, tak ada yang istimewa dari dermaga itu. Orang tak ramai, hanya ada lima anak kecil berlarian ketika melihat kedatangan rombongan, mereka cekatan mengambil tali yang dilemparkan awak kapal dan mengikatkannya di dermaga.
Bangunannya pun bisa dibilang tua. Bahkan, alas pijakan dermaga hanya dari papan kayu tebal, beberapa bahkan sudah mulai bolong dan patah-patah. Namun, dari dermaga itulah, pijakan pertama untuk sampai pada danau Paisupok.
Begitu gambaran ketika sampai di desa wisata bahari Luk Panenteng. Nama lokasi wisata Paisupok yang artinya “air hitam” tersebut beberapa bulan terakhir begitu harum semerbak di jagat maya.
Influencer Instagram dan Tiktok berseliweran, tak ketinggalan juga situs resmi Kemenparekraf yang ikut mempromosikan danau jernih dan berwarna biru itu. Dan berkat promosi mereka, seantero Indonesia menjadi penasaran dan ingin mengunjungi lokasi itu.
“Masih jauh ini?,” tanya Taswin, wartawan media cetak Radar Sulteng. “Cuma jalan sekitar 500 meter lagi kak!,” jawab Imam, salah seorang insan OJK Sulteng yang ditugaskan memandu wartawan Kota Palu dan Luwuk ke destinasi itu.
Dengan menempuh perjalanan sekira tiga menit, akhirnya rombongan sampai ke lokasi yang dituju. Banyak dari wartawan itu, sesampainya di gerbang masuk, mulai mengambil handphone masing-masing untuk ber-swafoto dan mengambil video. Sekadar mengabadikan momen pertama kali berkunjung ke Paisupok.
Setelah masuk di gerbang dan berjalan 50 meter, dari kejauhan, nampak dari ketinggian danau Paisupok. Biru pekat dan jernih, sejuk dipandang mata, indah. Lelah dalam perjalanan memicu adrenalin seakan mulai dibayar lunas oleh pemandangan danau yang dikelilingi pepohonan rimbun.
Nampak di lokasi itu, pengunjung sudah cukup banyak. Ada juga influencer menggunakan drone mengambil video estetik dengan model cantik yang menaiki perahu seorang diri. Ada juga dua pasang kekasih menyewa salah satu perahu berkeliling danau. Merepresentasikan double date yang romantis ala muda-mudi masa kini.
Suasana bersahaja rombongan begitu lekat terjalin, gelak tawa sesekali pecah karena candaan di emperan ‘surga’ Paisupok. Tak butuh waktu lama, rombongan berduyun-duyun menyeburkan diri ke air jernih itu.
Sayang, ada juga yang tak itu ikut berenang, karena hanya mambawa baju di badan, mereka adalah Hairuddin (Koran Mercusuar), Abidin (PaluEkspres.com), dan Basri Marzuki (Antara Foto), mereka adalah wartawan-wartawan senior dari Kota Palu.
“Biasa itu bu, kalau salah pakai pelampung, kepala jadi dibawah air,” canda Tahmil, wartawan Referensia.id kepada Irma, wartawan Media Alkhairat. “hahahahahaha,” jokes Emil sapaan akrabnyaitu lantas disambut gelak tawa oleh rombongan.
Tak ketinggalan juga, rombongan diajak berkeliling danau. Dua kapal yang disewakan sekira 30 menit, sebelum akhirnya memutuskan pulang.
Namun, perjalanan itu ternyata belum habis. Oleh Imam, rombongan kembali diajak singgah santap siang di Pantai Poganda, pantai itu searah jalur pulang. Pasirnya yang jernih, penduduk yang berjualan begitu ramah, menghiasi peristirahatan di lokasi itu. Tak lupa juga, rombongan mencoba kelapa yang baru saja dijatuhkan dari pohonnya; air-nya manis dan segar sebelum kembali ke Teluk Lalong.
Sekilas perjalan seharian penuh pengalaman itu sangat indah. Dari danau Paisupok, aku berpesan dalam hati; “aku ingin kembali lagi!.” ***