SULTENG RAYA – Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) KOJK Sulawesi Tengah, Andri Arsasih, meminta industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Sulteng untuk lebih melirik penyaluran kredit produktif UMKM dibandingkan kredit konsumer.

Hal itu karena kredit produktif memiliki orientasi menggerakkan perekonomian suatu daerah. Akselerasi kredit produktif juga bakal memberikan impact sektor usaha lebih menggeliat.

Meskipun demikian, calon-calon debitur diminta harus memiliki riwayat baik dalam akses keuangannya agar mendapat kredit dari BPR tersebut.

“Kami mengimbau agar secara berkala terus meningkatkan porsi kredit produktif. Karena ruh nya BPR sebenarnya ke UMKM, bukan ke konsumtif,” katanya dalam Jurnalis Update OJK Sulteng, di Luwuk, Sabtu (28/10/2023).

Menurutnya, BPR harus mencoba merancang mitigasi risiko yang matang agar penyaluran kredit produktif lebih mudah disalurkan dan BPR bisa belomba-lomba dengan bank umum dalam akselerasi.

“Kalau BPR cuma senangnya sama ASN (kredit konsumtif, red), kasian itu pedagan di pasar. Mitigasi risikonya mereka harus belajar, gak bisa bilang gak bisa menyalurkan. Harus belajar sehingga bisa memitigasi risiko dengan baik,” katanya.

Untuk diketahui, dalam catatan OJK Sulteng, kredit UMKM per Agustus 2023 sebesar 15,03 triliun atau tumbuh 13,43 persen dengan kualitas NPL 3,32 persen atau masih dibawah threshold lima persen. RHT