SULTENG RAYA – Direktur Pelaksana Anggaran (PA) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Tri Budianto memberikan sejumlah kiat-kiat yang bisa digunakan Pemerintah Daerah (Pemda), Satker Kementerian, dan Stakeholder lainnya agar mampu mengeluarkan daerah dari angka kemiskinan ekstrem.
Untuk diketahui, dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, per Maret 2023, angka kemiskinan Sulteng masih cukup tinggi yakni 12,41 persen. Angka tersebut meningkat dibanding September 2022 sebesar 12,30 persen.
Menurut Direktur Tri, daerah perlu memanfaatkan keberadaan industri raksasa di Sulteng yakni industri pengolahan dan migas yang notabenenya memiliki tenaga kerja puluhan ribu. Daerah lain yang tidak memiliki itu disarankan menjadi penyuplai kebutuhan pangan dan penunjang lainnya.
“Daerah lain jadi penyangga kebutuhan pangan, produk hortikultura dan perdagangan. Coba disuplai ke daerah industri pengolahan. Perlu diatur tata niaganya agar perputaran ekonomi menjadi massif di domestik. Disana banyak tenaga kerja, sehingga jika dimanfaatkan, sangat besar potensi kabupaten penyumplai untuk bertumbuh sektor andalannya,” katanya dalam konferensi pers DJPb Sulteng, Selasa (29/8/2023).
Kunci selanjutnya yakni ada pada pemanfaatan dana desa. Ia menyarankan seluruh pelaksana aparatur desa mencoba memberdayakan belanja anggaran untuk memaksimalkan potensi-potensi masyarakat desa dengan tidak mengambil tenaga kerja dari luar desa.
“Coba dimanfaatkan potensi yang ada, dana desa ini cukup besar sekarang. Kenapa tidak program-program belanja atau pembangunan, libatkan seluruh elemen masyarakat. Jika di suatu desa potensi masyarakatnya pertanian, dicari solusinya seperti masyarakat ketika tidak melakukan panen, berdayakan untuk melaksanakan program dana desa, beri tunjangan, sehingga mereka sembari menunggu musim panen tetap mendapat penghasilan,” ungkapnya.
Menurutnya, fenomena suatu daerah yang sulit keluar dari angka kemiskinan yakni rantai tradisi yang tidak bergeser. Contoh konkret yakni orang miskin yang menikah juga dengan orang miskin. Hal itu dapat bergeser jika mindset masyarakat berubah, salah satunya dengan meningkatkan taraf Pendidikan.
“Anak coba terus diupayakan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Ini membantu dia untuk mencari peruntungan lebih baik kedepan, tidak memikirkan dahulu soal pernikahan. Banyak program beasiswa yang bisa dimanfaatkan. Pemerintah tentunya menaruh perhatian terhadap akses pendidikan ini,” tutupnya. RHT