SULTENG RAYA- Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr. Ir Amar, ST., MT melaksanakan salat Idul Adha 1444 H, di halaman Islamic Center Untad bersama dengan ratusan warga sekitar kampus, Kamis (29/6/2023).
Usai melaksanakan salat berjamaah, Prof Amar mengatakan, jika ini adalah momen pertama kalinya melaksanakan salat Idul Adha bersama warga sekitar kampus setelah dirinya dilantik sebagai rektor di kampus itu, dan memastikan hal-hal yang sifatnya silaturahmi akan terus dibangun secara bersama, baik di internal kampus maupun dengan warga sekitar.
Sekaligus katanya, juga akan mempersiapkan fasilitas ibadah yang lebih baik, dengan harapan tahun depan sudah dapat dilaksanakan salat id di halaman kampus Untad. “Insyah Allah, semoga tahun depan kita sudah bisa melaksanakan salat di dalam kampus,”sebut Prof Amar.
Lebih lanjut kata Prof Amar, di hari raya ini pengorbanan juga harus dimaknai melakukan kerja keras dan kerja cerdas secara bersama-sama melakukan pembenahan di Universitas Tadulako. Membangun kedisiplinan, meningkatkan kinerja, sehingga apa yang diharapkan untuk memberikan pelayanan terbaik ke mahasiswa bisa betul-betul terealisasi dengan baik, sehingga betul-betul bisa memberi nilai tambah buat Universitas Tadulako.
Rektor juga memberikan apresiasi atas kesediaan para dosen dan tenaga pendidik yang melakukan ibadah kurban di tahun ini, dimana kali ini tercatat sebanyak 64 ekor sapi dan 7 ekor kambing. “Ini juga menunjukan, jika kesejahteraan bagi warga Untad sudah semakin membaik,” sebutnya.
Sementara itu, pesan khatib dalam Khutbahnya yang dibawakan oleh Dr. Ir. Muh. Nur Sangadji, DEA mengingatkan tentang spirit proses dakwah Nabi Ibrahim AS.
Katanya Indonesia saat ini sangat membutuhkan semangat spirit tersebut. Yakni sikap berani melakukan terobosan baru sekaligus menunjukan suatu kebenaran yang hakiki. Sekalipun katanya harus berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak senang dengan pengungkapan kebenaran itu.
“Indonesia saat ini sangat membutuhkan kepemimpinan seperti itu. Yakni orang yang memiliki semangat menyuarakan kebenaran, sekalipun kebencian banyak orang mengarah kepadanya. Itu juga perna dirasakan oleh para nabi,”sebutnya. ENG