SULTENG RAYA- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sulawesi Tengah H. Moch. Amin Badawi mengeluhkan kondisi para pedagang pasar tradisonal di Sulawesi Tengah yang mengalami penurunan omset penjualan kurun waktu satu tahun terakhir.

Kondisi ini merata di suluruh pasar tradisional di Sulawesi Tengah, hal itu terjadi menurut Amin Badawi paling tidak disebabkan karena dua faktor, yang pertama terjadinya penurunan daya beli masyarakat petani di pedesaan akibat penghasilannya juga semakin menurun.

Dimana masyarakat petani di pedesaan sebelumnya adalah sebagian besar petani kakao atau coklat, biasanya petani coklat bisa melakukan panen sela minimal dua minggu sekali sepanjang tahun, dan panen raya sekali dalam setahun. Namun kini kemampuan produksi pohon coklat menurun, bahkan ada yang sama sekali sudah tidak produksi.

Untuk mensiasati kondisi itu, kebun-kebun coklat masyarakat sebagian kini telah berubah menjadi kebun cengkeh, namun sayang kemampuan produksi dan panen pohon cengkeh tidak sesering pohon coklat. Pohon cengkeh hanya produksi sekali dalam setahun, itupun tergantung dengan kondisi cuaca.

Faktor kedua adalah gempuran teknologi, semakin ragamnya bermunculan aplikasi belanja online yang memanjakan konsumen, dapat membeli segala kebutuhan tanpa harus meninggalkan rumah. Budaya masyarakat yang sebelumnya jika ingin memenuhi kebutuhan harus ke pasar-pasar tradisional, kini mulai bergeser cukup memanfaatkan gawai atau Handphone (HP).

Atas kondisi tersebut, pasar-pasar tradional kini sepi pengunjung, bahkan menurut tokoh pejuang UMKM Sulawesi Tengah ini, tidak sedikit pedagang di Pasar Tradisional Inpres Manonda Palu, khususnya pedagang pakaian satu minggu tidak mendapatkan pembeli. “Ada itu kadang satu minggu tidak mendapatkan satupun pembeli, hanya datang buka dan tutup jualannya, karena pagi sampai sore tidak ada pembelinya,”sebut Amin Badawi, Rabu (11/10/2023).

Jika kondisi tersebut terus menerus terjadi maka dapat dipastikan akan berguguran para pelaku UMKM. Untuk itu Ia berharap agar para pelaku UMKM juga bisa berinovasi dengan memanfaatkan teknologi, selain menjual dengan cara menjajakan jualannya sebagaimana selama ini, juga sekaligus mencoba menjual melalui aplikasi online. “Memang harus berubah dan berinovasi, jika tidak dipastikan akan berguguran,”ujarnya.

Amin Badawi juga berharap, kondisi ini bisa dipikirkan solusinya oleh pihak pemerintah melalui instansi terkait, melalui pengembangan wawasan para pelaku UMKM, karena biar bagaimanapun pelaku UMKM ini sangat besar jasanya terhadap perkembangan ekonomi daerah. ENG