SULTENG RAYA – Bank Indonesia (BI) memprakirakan ekonomi Sulteng pada triwulan III tahun 2023 tetap tumbuh tinggi. Pertumbuhan ekonomi Sulteng diprakiran pada kisaran 10,53 persen -12, 53 persen year on year (YOY).
“Ada beberapa faktor yang mendukung proyeksi tersebut, pertama adalah adanya peningkatan kapasitas utilisasi industri pengolahan nikel. Kedua, kita melihat adanya 16 lini produksi yang processening hingga di Triwulan II tahun 2023 . Kemudian Ramp Up produksi yang meningkat, mendorong output yang lebih optimal pada TW III tahun 2023,” jelas Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tengah, Dwiyanto Cahyo Sumirat saat memaparkan materi pada kegiatan Capacity Building Pers di Kota Balikpapan, Senin (28/8/2023).
Faktor pendukung lainnya terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Sulteng yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga masih di level optimis, serta produktivitas sektor pertanian masih terjaga. Lapangan usaha di sektor pertanian masih tumbuh secara positif.
“Belum lagi kalau kita bicara soal realisasi belanja fiskal APBN dan APBD, diprakirankan juga mengalami peningkatan pada TW III tahun 2023,”jelas Dwiyanto.
Sementara itu, BI Sulteng memprakirakan adanya sejumlah faktor penahan pertumbuhan ekonomi Sulteng, yakni terjadi fenomena delay commisioning oleh perusahaan-perusahaan industri pengolahan nikel. Kemudian adanya resiko resesi ditingkat global yang dapat menahan pertumbuhan kinerja indutri pengolahan serta kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang sampai saat ini belum jelas. Faktor penahan selanjutnya adalah resiko perlambatan produksi stainless steel dan sejumlah produk turunan nikel lainnya.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Sulteng pada TW II tumbuh tinggi pada level 11,86 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan kawasan Sulampua dan nasional. Pertumbuhan ini menjadikan Sulteng sebagai ekonomi terbesar kedua di Sulampua di TW II 2023.
Pertumbuhan Ekonomi Sulteng yang tumbuh tinggi masih ditopang oleh industri pengolahan yang menyumbang andil hingga 8, 35 persen. *WAN