SULTENG RAYA-Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM berharap peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 78 Republik Indonesia dapat dijadikan sebagai momentum merajut kembali benang persatuan, sebagai satu keluarga besar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengingat katanya, di tahun-tahun politik seperti ini bibit perpecahan antar komponen bangsa mudah disebar. Benih-benih itu sudah mulai bermunculan yang kebanyakan melalui kanal sosial media. Perbedaan orientasi politik dan benturan kepentingan adalah dua alasan yang sangat potensial menjadi pemicu perpecahan yang tidak diinginkan.
“Untuk itu, mari kita memanfaatkan peringatan HUT Ke-78 RI ini, membangun kembali semangat persatuan Indonesia, sebagai satu keluarga besar Negara Kesatuan Republik Indonesia,”sebut Prof Rajindra, Selasa (8/8/2023).
Katanya, Indonesia dengan segala keragaman yang dimilikinya serta tanah air yang begitu kaya, jika tidak dirawat dengan baik, akan menjadi negara yang isinya hanya konflik dan perpecahan. Untuk itu seluruh komponen bangsa agar mengeliminasi segala potensi yang dapat membuat perpecahan antar bangsa.
“Kita harus mengeliminasi setiap kebencian, intoleransi, dan segala macam virus yang membuat kita terbelah sebagai bangsa. Perbedaan politik dan kontestasi politik cukup selesai saat kita berkontestasi. Jangan berkepanjangan menjadi dendam politik yang hanya akan merusak semangat persatuan,” tutur Prof Rajindra.
Lebih lanjut Prof Rajindra mengatakan, merajut kembali nilai-nilai persatuan itu penting dilakukan untuk menghadapi tantangan kedepan, setelah bangsa ini selesai menghadapi pandemi Covid-19, kini harus menghadapi dampak dari konflik internasional, krisis pangan dan energi, serta perubahan iklim menjadi beberapa contoh ujian berat yang harus dihadapi bangsa Indonesia dan juga bangsa-bangsa lain di dunia.
Untuk Prof Rajindra mengajak seluruh elemen bangsa kembali membangkitkan semangat dan kegigihan perjuangan para pahlawan kemerdekaan untuk mengatasi segala tantangan, meskipun tantangan yang dihadapi saat ini berbeda dengan tantangan di era penjajahan.
“Tantangan yang dihadapi para pahlawan dan pendiri bangsa saat merebut kemerdekaan memang berbeda dengan tantangan yang kita hadapi hari ini maupun di masa depan. Namun, perjuangan dan kegigihan kita dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan harus sama kuatnya dengan para pahlawan kemerdekaan,” tegasnya. ENG