RAYA – Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di , Agus Riyanto, melepas 100 program, kuliah kerja nyata (KKN) tematik bekerja sama Universitas Tadulako () tersebar di 13 kabupaten dan kota di Sulteng, Sabtu (5/8/2023).

Program KKN tematik milik tersebut, telah berlangsung sejak 2020 dengan tujuan memasyakatkan program-program obat, pangan, hingga kosmetik sesuai dengan tugas dan fungsi (tusi) BPOM.

Namun, pada periode kali ini, BPOM di Palu lebih menekankan pada program sosialisasi pencegahan . Sebab, sesuai dengan instruksi permerintah pusat bahwa stunting menjadi isu nasional yang harus diperhatikan.

“Prevalensi stunting di Sulteng sangat tinggi 28,2 persen, diatas rerata nasional. Maka dari itu, kami mengimbau untuk mahasiswa yang kami kirim ini untuk menggalakkan program sosialisasi pencegahan stunting,” kata Agus Riyanto, kepada awak media.

Menurutnya, para mahasiswa tersebut didaulat sebagai perpanjangan dari pihak BPOM di Palu untuk menjangkau hingga ke daerah pelosok Sulteng. Sebab target pemerintah pada 2024 angka stunting harus turun 14 persen.

“Nah ini kalau kita tidak bekerja sama dengan seluruh komponen yang ada, saya kira bakal sulit,” ujarnya.

Agus Riyanto memandang program KKN itu sebagai sarana yang sangat strategis untuk menyuarakan program pemerintah ihwal stunting dan merupakan implementasi pilar pengawasan poin ketiga dari BPOM yakni bekerja sama dengan masyarakat.

“Tentunya selain stunting kami juga meminta untuk sosialisasi obat dan makanan. Mahasiswa dibebaskan berkreasi selama satu bulan penempatan mereka di posko program tematik itu dengan target 100 komunitas per orang sehingga menjangkau target sosialisasi kepada 10.000 komunitas di Sulteng,” tutupnya. RHT