SULTENG RAYA- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) ke-IX, yang dimulai pada Jumat (26/5/2023) malam. Musda ini dilaksanakan di Islamic Center MUI Sulteng.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Pusat Dr. Amirsyah Tambunan dalam sambutannya via virtual berharap Musda tersebut dapat berjalan dengan naik dan menghadirkan kepemimpinan yang mampu mempersatukan umat, mampu menjalankan program-program keummatan dan kebangsaan.
Karena katanya, kekuatan MUI itu adalah mempersatukan umat. “Jangan sampai terjadi ketegangan-ketegangan di tengah masyarakat, kekuatan kita adalah kekuatan mempersatukan umat,”sebut Buya Amirsyah.
Menjadi perekat dan mempersatukan umat tersebut katanya sejalan dengan tema Musda IX yang diusung kali ini yakni “Meningkatkan Peran Ulama Dalam Menjembatani Interaksi Sosial Umat yang Multikultural dan Religius Menuju Masyarakat Berkarakter Wasathiyah”.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Musda IX, Prof. Dr. Lukman S. Thahir, M.Ag mengatakan, tema tersebut memiliki dua landasan sehingga itu yang diangkat, pertama dari sisi demografi, pupulasi penduduk dunia mengalami ledakan yang dahsyat, dari dua Miliar menjadi delapan miliar, artinya mencapai empat kali lipat, dengan konsekuensi mempengaruhi cara berpikir masyarakat, tidak ada lagi wilayah-wilayah yang seragam, semuanya jadinya beragam.
Jika dahulu populasi masyarakat Eropa masih sangat minim umat Islam, kini telah mencapai tujuh persen lebih dari 17 juta penduduk, begitu juga di Benua Amerika. Hal yang sama berlaku di negara-negara Islam, tadinya semuanya Islam kini tidak bisa lagi berlaku hal itu.
Dengan kondisi tersebut kata Prof Lukman, menimbulkan pertanyaan bagaimana cara membangun interaksi sosial di masyarakat yang beragam itu. “Tentu peran itu bisa diambil oleh MUI, bagaimana menjembatani interaksi sosial yang memiliki latar belakang yang beragam itu, sehingga multi kulturalisme menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan beragama saat ini,”jelas Prof Lukman.
Kedua yakni terkait kehidupan berbangsa, dimana saat ini orang banyak yang mudah tersinggung dan marah karena hanya berbeda pendapat dan beda pikiran, dan MUI diharapkan dapat mengambil peran sebagai penyejuk di tengah-tengah kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut.
Habib Ali bin Muhammad Aljufri selaku Ketua MUI Sulteng, memohon maaf jika selama dalam masa kepemimpinannya, masih banyak kekurangan dan kelemahan. Pihaknya berharap, pelaksanaan musda ini dapat berjalan lancar.
Sementara Gubernur Sulteng diwakili Kepala Biro (Karo) Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Awaluddin mengatakan, profesi ulama memiliki peran yang sentral bagi pembangunan daerah. Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi atas pelaksanaan musda ini. “Kami berharap, musda ini mampu mensinergikan langkah dalam memajukan pembangunan di Sulteng,”sebutnya.
Pembukaan Musda IX MUI Sulteng ini selain dihadiri Karo Kesra Setda Provinsi Sulteng, Awaluddin, juga dihadiri Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Sigi, Andi Ilham, Rektor UIN Datokarama, Prof. Dr. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd, perwakilan organisasi keagamaan, pengurus MUI kabupaten/kota, serta undangan lainnya.
Musda ini akan dilaksanakan selama tiga hari, dari 26 hingga 28 Mei 2023.ENG