SULTENG RAYA-Lulusan Perguruan Tinggi (PT) termasuk alumni UIN Datokarama Palu harus bisa menyelaraskan tuntutan kebutuhan kehidupan di era revolusi industri 4.0 ini, di mana kecerdasan intelektual tidak menjadi satu-satunya kompetensi untuk survive tapi juga kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial dan juga kecerdasan emosional.
Menurut Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd, kemajuan teknologi informasi saat ini semakin memberikan tantangan sekaligus peluang bagi para alumni khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Perkembangan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) akhir-akhir ini, misalnya, dapat dipastikan akan melahirkan disrupsi pada semua sektor kehidupan masyarakat di masa yang akan datang, bahkan telah dimulai saat ini.
AI kata Prof Sagaf, di satu sisi memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat. AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam banyak aspek kehidupan, seperti dalam bisnis, pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup dan kemudahan akses pada berbagai layanan.
AI juga dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih cerdas, cepat, dan akurat, terutama dalam bidang-bidang seperti kesehatan, keuangan, dan bisnis. Namun, di sisi lain, AI dapat mengambil alih tugas-tugas yang dulunya dilakukan oleh manusia. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan pekerjaan pada bidang-bidang tertentu yang menimbulkan masalah sosial dan ekonomi, seperti pengangguran dan kemiskinan.
Oleh karena itu kata Prof Sagaf, bila para sarjana hanya mengandalkan kecerdasan intelektual, dia akan tergusur dan dikalahkan oleh Artificial Intelligence. “Ada satu kompetensi penting yang harus dikembangkan, yaitu kreativitas. Meskipun AI dapat melakukan tugas-tugas tertentu secara efisien, namun AI masih tidak memiliki kreativitas seperti manusia,”sebut Prof Sagaf, saat menyampaikan pesan Almamamternya di hadapan para peserta wisuda sarjana-pascasarjana UIN Datokarama Palu semester ganjil 2022/2023, Senin (20/3/2023).
Oleh karena itu katanya, manusia masih memiliki peran penting dalam menciptakan ide-ide baru dan melakukan inovasi. Bila para sarjana memiliki daya kreativitas, maka Artificial Intelligence bukanlah sebuah ancaman melainkan sebagai partner dalam melahirkan karya-karya bermutu, sebagai asisten dalam pengambilan keputusan secara bijak, cepat dan akurat.
Untuk itu, hal penting untuk dikembangkan saat ini katanya, adalah potensi-potensi insaniyah (humanity) yang tidak tergantikan oleh teknologi. “Soft skill yang dibutuhkan bagi para sarjana untuk memasuki dunia kerja saat ini paling tidak meliputi kemampuan komunikasi yang efektif, keterampilan kolaborasi, kemampuan beradaptasi, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan kepemimpinan, dan keterampilan manajemen waktu,”jelasnya.
Peserta wisuda sarjana-pascasarjana UIN Datokarama Palu semester ganjil 2022/2023 kali ini sebanyak 485 orang, terdiri dari Pascasarjana 43 peserta, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 194 peserta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 114 peserta, Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah 95 peserta, dan Fakultas Syariah 39 peserta.
Dan terdapat lima peserta wisuda yang mendapat kebahagiaan lebih, karena menjadi peserta wisuda berprestasi, masing-masing dari Pascasarjana (S2) Magister atas nama Suci Uswatun Hasanah, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (S1) atas nama Yuni Amelia, Fakultas Syariah atas nama Syarifah Wahdah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (S1) atas nama Fikram, dan terakhir Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (S1) atas nama Nur Fathila Dini. *ENG
Lulusan PT Tidak Cukup Mengandalkan Kecerdasan Intelektual
