SULTENG RAYA – Pembangunan sektor pertanian, khususnya pada sektor tanaman pangan dan hortikultura, harus maksimal dalam rangka menyediakan pangan daerah dan keterbukaan lapangan kerja.

Demikian dikatakan Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura diwakili Asisten II Ekonomi dan Pembangunan, Rudy Dewanto, saat membuka Rapat Koordinasi Program Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah 2023 mengangkat tema ‘peranan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura sebagai bantalan perekonomian masyarakat, penurunan kemiskinan, dan stunting, serta pengendalian inflasi daerah’, di salah satu hotel di Kota Palu, Rabu (22/02/2023).

Menurutnya, secara umum, kinerja pertanian daerah cukup baik, dapat dilihat dari beberapa indikator makro dan mikro. Pertumbuhan PDRB, stok pertanian di Sulteng tumbuh 6,91 persen. Angka ini, kata dia, lebih tinggi dibanding tahun lalu, naiknya 1,8 persen.

“Pembangunan tanaman pangan dan horti dituntut untuk maksimal dalam rangka menyediakan pangan daerah dan membuka lapangan kerja. Itulah yang sama-sama kita bangun, melakukan komitmen, minimal pertahankan, dan maksimal tingkatkan,” katanya.

Selanjutnya, pada Nilai Tukar Petani (NTP) juga sedikit mengalami perbaikan, pada 2022, angka NTP di atas 100 persen yakni 101 persen, lebih tinggi dari NTP lima tahun sebelumnya.

Kondisi ketahanan pangan, ketersediaan beras di Sulteng pada 2022 mencapai angka 439.500 ton, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat 363.838 ton. Artinya, daerah surplus 75.663 ton. Angka tersebut mengantarkan Sulteng dinobatkan sebagai provinsi urutan sembilan daerah surplus beras.

Namun, dibalik pencapaian itu, masih terlampau banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah. Contohnya seperti menurunnya luas panen padi sawah sebesar 9.000 hektar, dengan potensi 5,4 ton per hektar akibat rusaknya infrastruktur pertanian di Sigi.

“Masih banyak tantangan yang harus selesaikan. Sapras yang belum memadai, meningkatkan potensi petani melalui perbaikan NTP,” katanya. RHT