SULTENG RAYA – Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) melalui pengembangan perkebunan organik PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) mendapat apresiasi positif dari masyarakat Suku Padoe di Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur.
Koordinator Kelompok Tani Padoe Momoiko, Ameria Sinta menuturkan, ada banyak banyak manfaat diperoleh dari pembinaan di sektor pertanian oleh PT Vale. Semua itu dimulai pada akhir 2019, ketika ia bersama masyarakat setempat mendapat pembekalan teknik pertanian ramah lingkungan dari PT Vale.
Ameria Sinta menjelaskan, saat ini sekitar 40 orang yang didominasi ibu-ibu rumah tangga sudah berkecimpung dalam Kelompok Tani Padoe Momoiko. Dia bercerita, tekadnya beralih mengkonsumsi dan membudidayakan pertanian organik karena sadar akan kesehatan.
“Dulu kami punya kebiasaan, kalau beli sayuran itu dipilih yang paling bagus, padahal itu proses pertaniannya memakai pestisida yang berbahaya bagi kesehatan kita. Melalui pembinaan dan pengetahuan dari program pemberdayaan masyarakat dari PT Vale inilah kami sadar,” jelasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Selasa (10/1/2023).
Saat ini, Kelompok Tani Padoe Momoiko mengelola 0,5 hektar lahan milik kepala suku mereka. Lahan tersebut merupakan dukungan dari ketua adat Padoe. Dengan sistem pinjam pakai selama 5 tahun, mereka membangun demonstration plot (demplot).
“PT Vale juga membantu kami untuk membangun demplot di atas lahan komunitas dengan dukungan Mahola (ketua adat) kami,” kata Ameria Sinta yang juga Sekertaris Dewan Adat Padoe Pusat Wosuponda.
Di lahan tersebut, mereka menanam 15 komoditi, di antaranya kangkung, kacang panjang, buncis, terong, cabe, timun suri dan tomat.
“Beberapa sudah kami pasarkan, sementara sebagian besar hasil panen untuk konsumsi rumah tangga anggota kami. Jadi kami bisa berhemat, tidak beli lagi sayuran, ini juga sejalan dengan tujuan ketahanan pangan dari program pemerintah” ujar Ameria Sinta.
Selama kurang lebih tiga tahun mengelola demplot perkebunan Organik, Ameria mengaku mampu meraih omzet hingga jutaan rupiah.
“Adakalanya kadang kami masih terkendala pupuk dan pengairan. Namun saya bersyukur bisa belajar tentang makanan sehat, sayuran sehat. Plusnya lagi, kami bisa belajar berorganisasi,” ungkapnya.
Dia berharap, PT Vale dapat meningkatkan kerjasama dengan masyarakat adat Padoe. Sejauh ini, menurut Ameria, PT Vale punya andil besar memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. “Ke depan kami harap tidak sampai di sektor pertanian. Mungkin di sektor peternakan, seni dan budaya,” katanya.
Sementara itu, Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale Ardian Indra Putra menyatakan perseroan terus memaksimalkan potensi-potensi pengembangan sumber daya masyarakat di wilayah operasi.
“Kelompok budidaya ketahanan pangan di kelompok Momoiko Padoe ini, termasuk hal yang sama dilakukan bersama kelompok urako Lestari Karunsie & Tambee kiranya, menjadi inspirasi bahwa secara nyata ada peran kearifan lokal yang mampu mengikat keguyuban masyarakat (modal sosial) sekaligus upaya menjaga lingkungan (ekologi) dan memberi manfaat ekonomi,” tuturnya
“Kedepannya kiprah kelompok kiranya ini terus berkembang dan inspiratif menggugah masyarakat luas untuk terus memiliki resiliensi terhadap kerentanan penghidupan berkelanjutan sebagai bentuk adaptasi zaman. Bersama Pemerintah dan para pihak lainnya untuk terus sinergis dan membangun skema kemitraan berjejaring agar saling memberi nilai manfaat serta siap menuju kemandirian pasca tambang,” ujarnya menambahkan. RHT