SULTENG RAYA – Tahun ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Donggala masih berfokus pada empat program utama yakni Ketahanan Remaja, Ketahanan Keluarga, Kota Tanggap Ancaman Narkoba dan Desa Bersinar.

Sub Koordinator Seksi P2M, Markus mengatakan, Ketahanan Remaja masih menjadi fokus utama mengingat remaja merupakan fase perkembangan manusia peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Fase ini dimulai dari usia 11-19 tahun atau usia belasan tahun. Begitu banyak gejolak perubahan, baik secara biologis maupun psikologis pada fase peralihan ini. Perubahan biologis terkait dengan perubahan hormon dan fisik remaja.

Perubahan ini dikenal dengan istilah pubertas yang ditandai dengan perubahan pada organ seks, tinggi, berat, masssa otot dan struktur otak. Sedangkan perubahan psikologis dapat terkait dengan perubahan biologis, emosi, kognitif, moral maupun sosialnya.

Perubahan dramatis yang dihadapi pada masa remaja ini dapat menjadi faktor pemicu beberapa remaja ingin mencoba narkoba. Salah satu diantaranya adalah faktor sosial berupa pengaruh teman sebaya.

Remaja yang labil akan mudah mengikuti apapun yang dilakukan oleh kelompoknya untuk mendapatkan identitas dan peran. Jika remaja dekat dengan kelompok yang didalamnya terdapat penyalahguna narkoba, maka remaja tersebut akan rentan untuk menjadi penyalahguna narkoba juga. “Untuk itu pentingnya remaja mendapatkan ketahanan, mendapatkan informasi dan pengetahuan agar memiliki kekuatan dan ketahanan untuk menolak hal-hal yang dapat merusak dirinya, sekaligus juga dapat mengimbaskan ke teman sebayanya,” jelasnya, Selasa (10/1/2023).

Hal yang sama pada ketahanan keluarga, peran orang tua amat sangat dominan dalam intervensi ketahanan keluarga terhadap pengaruh narkoba. Kata Markus, jika keluarga memiliki ketahanan yang kuat, hal tersebut akan berdampak pada level lebih tinggi seperti ketahanan kecamatan, ketahanan kabupaten/kota, ketahanan provinsi, dan akhirnya ketahanan Indonesia bersih narkoba.

Ketahanan keluarga anti narkoba merupakan kemampuan keluarga untuk meningkatkan daya tangkal dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dimensi ketahanan keluarga anti narkoba adalah sistem keyakinan, proses organisasi dan proses komunikasi.  Untuk tahun ini kata Markus, BNN Kabupaten Donggala menargetkan lima keluarga.

Lebih lanjut kata Markus, selanjutnya adalah Desa Bersinar, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya kembali membentuk Desa Bersinar, ini merupakan program unggulan yang melibatkan partisipasi aktif dan komitmen perangkat daerah bersama masyarakat desa dalam fasilitasi, pendampingan dan pembinaan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap dan prekursor narkotika (P4GN).

“Tahun ini kita tergetkan dua desa yang kami bentuk Desa Bersinar,” jelasnya.

Tidak kalah penting kata Markus, adalah Kota Tanggap Ancaman Narkoba (Kotan), dimana kali ini masih berkonsentrasi di Ibu Kota Kabupaten Donggala.

Ini merupakan kebijakan yang mendorong arah berbagai sektor pembangunan di wilayah kabupaten/kota untuk berorientasi pada upaya mengantisipasi, mengadaptasi dan memitigasi ancaman narkoba.

Untuk mewujudkan hal tersebut, BNN Kabupaten Donggala memerlukan berbagai  dukungan dan kerjasama dari berbagai macam kalangan, terutama dari lembaga pemerintah. ENG