SULTENG RAYA – Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Palu, mencatat ekspor hasil perikanan di Sulawesi Tengah sebanyak 116 pada 2022.
“Pencapaian atau total ekspor hasil perikanan sebanyak 116, dengan negara tujuan USA, Thailand dan Singapore,” kata Kepala SKIPM Palu, Hamzah, Selasa (3/1/2023)
Dari total ekspor 116 tersebut, kata dia, negara tujuan USA sebanyak empat kali dengan hasil perikanan berupa tuna dan rumput laut, Thailand dua kali dengan hasil perikanan berupa tuna. Sementara Singapore sebanyak 110 dengan hasil perikanan berupa kepiting dan kerang darah.
“Nah, untuk jumlah hasil perikanan yang diekspor selama tahun 2022, yakni kerang darah sebanyak 45 kali, kepiting sebanyak 63 kali, tuna sebanyak 6 kali dan rumput laut sebanyak 2 kali,” ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk membuktikan bebas penyakit, sebelum ekspor dilakukan uji pada laboratorium berstandar internasional, yakni laboratorium SKIPM Palu yang sudah terakreditasi ISO 17025: 2017 tentang standar laboratorium penguji.
“Jadi, untuk ikan hidup harus bebas dari Penyakit Ikan Karantina (PIK) atau penyakit ikan tertentu yang dipersyaratkan negara importer. Sementara, untuk ikan non hidup atau fresh, beku dan olahan harus memenuhi standar mutu dan keamanan pangan, bebas dari kontaminasi mikroorganisme, serta bahan cemar lainnya dan tentunya pengujiannya dilakukan di laboratorium SKIPM Palu,” jelasnya.
Ia berharap, pada 2023 frekuensi ekspor terus meningkat, keberterimaan ekspor di negara tujuan 100 persen atau tidak ada kasus penolakan.
“Dan tentunya harapan kita, masyarakat semakin patuh terhadap pemenuhan persyaratan ekspor,” tuturnya.ULU