SULTENG RAYA-Keluarga besar Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu berduka atas wafatnya mantan Rektor Unismuh Palu periode 2000–2009, H. Nurdin Rahman, SH. Almarhum meninggal dunia pada Rabu (24/12/2025) pukul 21.14 Wita di Ruang ICVCU RSUD Undata Palu.

Kepergian H. Nurdin Rahman meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi sivitas akademika Unismuh Palu dan kalangan akademisi di Kota Palu. Almarhum dikenal sebagai sosok pendidik dan pemimpin yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia akademik.

Pada masa awal berdirinya Unismuh Palu, tepatnya setelah kampus tersebut berdiri pada 2 Agustus 1983, H. Nurdin Rahman dipercaya menjabat sebagai Pembantu Rektor II (Purek II). Saat itu, jabatan Rektor Unismuh Palu diemban oleh H. Rusdy Toana. Peran almarhum dinilai sangat strategis dalam membangun fondasi tata kelola dan pengembangan institusi di masa-masa awal kampus tersebut.

Selain aktif di Unismuh Palu, almarhum juga dikenal sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Tadulako (Untad).

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Setia Budi, Kota Palu. Sejak Rabu malam, rumah duka dipadati oleh kerabat, sahabat, kolega, serta para mantan mahasiswa yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Dua mantan Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola dan Rusdy Mastura, turut hadir dan mengikuti prosesi pelepasan jenazah pada Kamis (25/12/2025).

Tampak pula jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tengah, pimpinan dan sivitas akademika Unismuh Palu, serta sejumlah tokoh masyarakat yang memberikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga almarhum.

Diketahui, almarhum merupakan ayah dari Dr. Rafiuddin Nurdin, MP, yang juga akademisi Unismuh Palu sekaligus mantan Wakil Rektor I Unismuh Palu.

Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya H. Nurdin Rahman. Ia menilai almarhum sebagai sosok pemimpin yang meninggalkan banyak jejak dan warisan berharga bagi perkembangan Kampus Biru Unismuh Palu.

“Almarhum adalah salah satu unsur pemimpin di kampus ini di awal-awal berdirinya. Beliau bersama Pak Rudy Toana dan yang lainnya mewariskan kepada kami, generasi setelahnya, semangat untuk mengabdi dan membesarkan kampus ini. Banyak hal yang telah diwariskan kepada kami sebagai generasi penerus,” ujar Prof. Rajindra.

Lebih lanjut, Prof. Rajindra berharap seluruh dedikasi dan pengabdian almarhum selama hidupnya menjadi amal ibadah yang terus mengalir.

“Kami berharap apa yang telah ditinggalkan almarhum kepada generasi setelahnya menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir,” tambahnya.

Kepergian H. Nurdin Rahman menjadi kehilangan besar bagi dunia pendidikan di Sulawesi Tengah, khususnya bagi Unismuh Palu yang pernah ia pimpin dan besarkan dengan penuh pengabdian. ENG