SULTENG RAYA- Universitas Tadulako (Untad) memberlakukan kebijakan perkuliahan daring penuh mulai Rabu, 12 November  hingga 14 November 2025. Kebijakan ini diambil menyusul terjadinya bentrokan antar mahasiswa di area kampus pada Selasa (11/11). Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Rektor Nomor: 11056/UN28/TU.00.01/2025 sebagai langkah cepat untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di lingkungan kampus.                                                                                                                                                                                                                                                 

Dalam surat edaran tersebut, disampaikan bahwa seluruh kegiatan akademik di Universitas Tadulako, termasuk proses belajar mengajar, wajib dilaksanakan secara daring, dan mahasiswa tidak diperkenankan memasuki kawasan kampus demi menjaga keamanan bersama. Namun, kegiatan khusus seperti seminar proposal, seminar hasil, ujian tugas akhir, dan ujian semester tetap dapat dilaksanakan secara daring maupun luring dengan izin terbatas dari pihak universitas. Sementara itu, dosen dan tenaga kependidikan tetap melaksanakan tugas administrasi di kampus.

Kebijakan tersebut bersifat sementara sebagai langkah untuk memastikan seluruh sivitas akademika tetap aman dan proses akademik dapat terus berjalan tanpa gangguan dan akan dievaluasi secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi keamanan kampus.

Terkait insiden bentrokan yang terjadi sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Sagaf  Djalalembah, M.P, menerangkan bahwa peristiwa tersebut dipicu oleh perselisihan antar mahasiswa dari beberapa fakultas.

“Kejadian ini dipicu oleh beberapa hal yang telah terjadi beberapa waktu lalu. Awalnya terjadi perselisihan antara mahasiswa Kehutanan, dan  PJKR yang kemudian melibatkan mahasiswa FISIP. Perselisihan tersebut sempat diredam melalui upaya mediasi, namun sebagian mahasiswa kembali terprovokasi hingga terjadi aksi saling pukul. Beberapa hari kemudian, muncul tindakan pembakaran di depan sekretariat salah satu lembaga kemahasiswaan yang memicu ketegangan lanjutan. Selain itu, terjadi pula perselisihan antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian yang  kemudian menyebar di media sosial. ” terang Dr. Sagaf

Dikarenakan konflik semakin meluas, Dr. Sagaf segera melakukan koordinasi dengan pimpinan fakultas serta aparat keamanan untuk meredam situasi. Upaya mediasi antara Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian telah menghasilkan kesepakatan damai pada sore kemarin (11/11), sementara proses penyelesaian antara FISIP dan Fakultas Kehutanan masih terus berlangsung menunggu tindak lanjut  dari masing-masing fakultas.

Menanggapi narasi yang beredar mengenai dugaan tindakan represif dan militerisme di kampus dengan menghadirkan aparat kepolisian, Dr. Sagaf menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Pihaknya menjelaskan bahwa kehadiran aparat keamanan di lingkungan Untad dilakukan melalui prosedur resmi dan merupakan langkah koordinatif antara pihak universitas dan kepolisian untuk menjaga keamanan kampus pasca terjadinya bentrokan antar mahasiswa.