SULTENG RAYA — Tim Pengabdi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu kembali melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui inovasi ramah lingkungan. Kali ini, mereka melaksanakan program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Penyakit Tular Nyamuk melalui Inovasi Biolarvasida Berbasis Sumber Daya Lokal di Desa Lumbu Tarombo, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Dr. Budiman, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua Tim, dengan anggota Dr. Burhanuddin, SE., MM, dan Dr. Hamidah, S.Pd., M.Pd. serta melibatkan sejumlah mahasiswa pengurus BEM Unismuh Palu. Tim ini turut didampingi langsung oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unismuh Palu, Dr. Rukhayati, SE., MM.
Penyuluhan serta pelatihan survey jentik nyamuk dan pembuatan biolarvasida dilaksanakan di Balai Desa Lumbu Tarombo pada Senin (11/11/2025) pagi. Tim disambut Kepala Desa Lumbu Tarombo, Amir Pera, Kepala Desa Lembasada, Guntur, serta Istia perwakilan dari Puskesmas Lembasada, petani cengkeh, dan kader kesehatan dari dua desa yakni Lumbu Tarombo dan Lembasada.
Dalam pelatihan tersebut, Budiman menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperlihatkan cara pembuatan inovasi biolarvasida berbahan dasar minyak limbah daun cengkeh sebagai solusi penanggulangan penyakit tular nyamuk yang ramah lingkungan.
“Sumber daya lokal yang dimaksud di sini adalah minyak limbah daun cengkeh. Desa Lumbu Tarombo kami pilih karena memiliki potensi besar sebagai penghasil limbah daun cengkeh dan sudah memiliki penyulingan namun dalam skala besar. Nantinya akan kami bantu dengan penyulingan skala kecil agar masyarakat bisa memanfaatkannya secara mandiri,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, tim juga menyampaikan habitat yang disukai jentik nyamuk Aedes aegypti, Culex sp dan Anopheles sp serta teknik surveynya. Larutan ini dapat digunakan untuk membasmi jentik nyamuk dengan cara diteteskan langsung pada genangan air.
“Tetesannya disesuaikan dengan banyaknya genangan. Biolarvasida ini aman karena menggunakan bahan alami dan dapat bertahan cukup lama,” terang Budiman.
Ia menambahkan, ke depan para petani cengkeh di desa tersebut diharapkan menjadi produsen minyak limbah daun cengkeh, sementara aplikasinya akan dilakukan secara kolaboratif dengan mahasiswa pengurus BEM Unismuh Palu, pihak Puskesmas, serta kader kesehatan desa.
“Selain diterapkan di rumah-rumah warga, biolarvasida ini juga akan diaplikasikan di lokasi-lokasi potensial tempat berkembangnya jentik nyamuk. Kami juga akan melakukan pemetaan lokasi jentik nyamuk dan pelaporan digital ,” ujarnya.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Salah satu kader kesehatan Desa Lumbu Tarombo, Nuraini, mengaku senang setelah menyaksikan langsung praktik pembuatan biolarvasida berbahan minyak daun cengkeh.
“Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Sekarang kami bisa memanfaatkan minyak daun cengkeh untuk membuat pestisida alami pengusir nyamuk. Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Lumbu Tarombo, Amir Pera, menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim pengabdi Unismuh Palu. Menurutnya, kegiatan ini memberi solusi nyata bagi masyarakat dalam mengatasi masalah nyamuk yang selama ini menjadi keluhan warga.
“Kami sangat berterima kasih kepada Unismuh Palu. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membantu masyarakat memanfaatkan potensi lokal untuk kepentingan kesehatan,” ucap Amir Pera. ENG