SULTENG RAYA – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XVI, Munawir Sadzali Razak berharap, kehadiran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu menjadi solusi dan menjawab kebutuhan tenaga dokter di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Saat ini, rasio jumlah penduduk dengan ketersediaan dokter di Sulteng masih jauh dari ideal. Berdasarkan data terbaru, jumlah penduduk Sulteng mencapai sekitar 3,1 juta jiwa, sementara jumlah dokter baik umum maupun spesialis baru sekitar 1.700 orang. Padahal, rasio ideal yang direkomendasikan oleh standar pelayanan kesehatan nasional adalah satu dokter untuk setiap seribu penduduk. Artinya, Sulteng masih kekurangan sedikitnya 1.400 dokter untuk mencapai standar minimal.
Munawir menilai, kondisi ini bukan sekadar masalah angka, tetapi menyangkut pemerataan dan kemandirian sumber daya manusia di bidang kesehatan. “Kalau kita lihat, rasio ideal dokter di Indonesia itu 1: 1.00 penduduk. Di Sulawesi Tengah dengan populasi sekitar 3,1 juta jiwa, idealnya ada 3.100 dokter. Sekarang baru sekitar 1.700,” ujar Munawir di sela kegiatan peresmian Fakultas Kedokteran Unismuh Palu, Senin (13/10/2025).
Munawir menambahkan, sebagian besar tenaga medis masih terkonsentrasi di kota-kota besar di Pulau Jawa. Sementara wilayah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua masih menghadapi keterbatasan tenaga dokter. Karena itu, perluasan akses pendidikan kedokteran di luar Pulau Jawa menjadi langkah penting untuk memperkecil kesenjangan tersebut.
“Saat ini di Palu sudah ada dua program studi kedokteran yang berjalan, yakni di Universitas Tadulako (Untad) dan Universitas Alkhairaat (Unisa). Kehadiran Fakultas Kedokteran Unismuh Palu sebagai yang ketiga, kita harapkan menambah pilihan bagi masyarakat sekaligus memperluas akses pendidikan kedokteran di daerah ini,” jelasnya.
Menurut Munawir, pembukaan FK Unismuh Palu merupakan bagian dari upaya memperkuat kemandirian daerah dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan pelayanan kesehatan dan pemerataan dokter di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.
“Kehadiran Fakultas Kedokteran di Unismuh Palu adalah langkah strategis untuk memperkecil kesenjangan tenaga dokter di kawasan timur Indonesia,” ujarnya menegaskan.
Sementara itu, Direktur RSUD Undata Palu, drg. Hery Mulyadi, mengungkapkan bahwa kekurangan tenaga dokter masih menjadi persoalan serius di Sulawesi Tengah, terutama di wilayah pedalaman dan kepulauan. Menurutnya, masih banyak Puskesmas di daerah yang belum memiliki dokter tetap.
“Banyak Puskesmas yang ada di daerah-daerah terpencil belum memiliki dokter. Alhamdulillah, dengan hadirnya Fakultas Kedokteran Unismuh Palu, Insyaallah bisa memenuhi kebutuhan tenaga dokter di Sulawesi Tengah,” tutur Hery.
Hery menegaskan, dengan semakin bertambahnya perguruan tinggi yang membuka fakultas kedokteran, peluang bagi putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan di bidang medis menjadi lebih terbuka. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok desa.
Ia juga berharap kehadiran FK Unismuh Palu dapat menjalin kerja sama yang erat dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan di daerah, agar mahasiswa kedokteran bisa mendapatkan pengalaman praktik langsung sesuai kebutuhan lapangan.
Lebih lanjut kata Hery, dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Unismuh Palu, Sulawesi Tengah kini memiliki tiga lembaga pendidikan kedokteran yang siap mencetak tenaga medis baru. Kehadiran ini menjadi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan kesehatan di daerah terpencil.
“Kami berharap lulusan kedokteran Unismuh Palu kelak tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki kepedulian sosial untuk mengabdi di daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga dokter,” harap Hery. ENG