SULTENG RAYA – Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Al Islam Kemuhammadiyahan (LP2AIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu dalam waktu dekat akan melaksanakan kegiatan Baitul Arqam Mahasiswa Angkatan I Tahun Akademik 2025/2026 tepatnya 3–5 Oktober 2025 mendatang.
Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ini merupakan salah satu program pembinaan khas Muhammadiyah yang berorientasi pada penguatan ideologi keislaman dan kepemimpinan. Baitul Arqam bertujuan menanamkan pemahaman Islam secara mendalam, menumbuhkan kesatuan sikap, integritas, wawasan, serta cara berpikir yang sejalan dengan misi dakwah Muhammadiyah.
Untuk pelaksanaan tahun ini, tema yang diusung adalah “Meneguhkan Nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan Dalam Mewujudkan Kampus Unggul dan Islami.” Peserta kegiatan adalah mahasiswa semester akhir Unismuh Palu yang telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), dengan target jumlah peserta antara 70 hingga 80 orang.
Ketua LP2AIK Unismuh Palu, Fery, S.Sos., M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program wajib yang harus diikuti seluruh mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA). “Ini program wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PTMA,” ujar Fery, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, melalui pelaksanaan Baitul Arqam diharapkan mahasiswa semakin memahami ajaran Islam sekaligus mendapatkan bekal ideologis untuk diterapkan ketika terjun ke masyarakat maupun di dunia kerja setelah lulus dari Unismuh Palu.
“Baitul Arqam akan memperkuat identitas mahasiswa Unismuh Palu sebagai kader Muhammadiyah yang berwawasan keislaman, keumatan, dan kebangsaan. Harapan kami, lulusan Unismuh Palu tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga Islami dalam sikap dan perilaku,” jelas Fery.
Menurut Fery, mahasiswa tidak hanya dituntut menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga harus memiliki arah dan nilai dalam menjalani kehidupan. “Dunia kerja penuh dengan tantangan. Mahasiswa yang tidak memiliki dasar keislaman dan integritas akan mudah terombang-ambing. Karena itu, Baitul Arqam hadir untuk memperkokoh jati diri mereka,” katanya.
Selama tiga hari pelaksanaan, para peserta akan mengikuti rangkaian agenda yang padat. Materi yang disampaikan meliputi pemahaman dasar-dasar Islam, ideologi Muhammadiyah, sejarah persyarikatan, strategi dakwah, kepemimpinan, hingga pembinaan akhlak. Tidak hanya berbentuk ceramah, metode yang digunakan juga berupa diskusi kelompok, simulasi, hingga praktik lapangan.
Selain itu, suasana kebersamaan akan diciptakan melalui kegiatan ibadah berjamaah, tilawah Al-Qur’an, dan qiyamul lail. Dengan cara ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga merasakan langsung pengalaman spiritual yang mendalam. “Kedisiplinan, ukhuwah, dan kebersamaan adalah nilai penting yang ditanamkan dalam Baitul Arqam,” tambah Fery. ENG