SULTENG RAYA – Di tengah pesatnya perkembangan industri pertambangan, tantangan utama yang dihadapi masyarakat lokal adalah kesiapan sumber daya manusia untuk terlibat secara aktif dan produktif.
Menjawab itu, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) anggota grup Mining Industry (MIND ID), melalui Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, mendorong dan mendukung penuh mitra kerjanya dalam operasional tambang, PT Petrosea meluncurkan Fresh Operator Training Program (FOTP), bagian dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan dalam membangun kapasitas generasi muda desa binaan.
Sebanyak 13 peserta terpilih dari desa binaan PT Vale telah diberangkatkan ke Kalimantan Timur untuk mengikuti pelatihan intensif.
Setelah menyelesaikan fase pembelajaran di kelas, mereka disambut kembali dalam acara yang digelar di Port Office PT Vale IGP Morowali pada Kamis (21/8) untuk melanjutkan praktik kerja di lokasi proyek IGP Morowali.
Program FOTP dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan non-teknis yang relevan dengan kebutuhan industri. Pelatihan terbagi dalam dua fase utama: dua bulan pembelajaran di kelas yang mencakup materi pengoperasian alat berat, keselamatan kerja, serta pelatihan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kedisiplinan; dilanjutkan dengan satu bulan praktik kerja lapangan di bawah pendampingan instruktur profesional.
Kolaborasi Strategis untuk Pemberdayaan Masyarakat
Head of Bahodopi Project PT Vale, Wafir, menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah konkret perusahaan dalam membangun SDM unggul dari wilayah operasional.
“Fresh Operator Training Program adalah contoh nyata kontribusi perusahaan terhadap pembangunan sosial dan peningkatan kualitas SDM lokal. Kami percaya bahwa investasi terhadap manusia adalah investasi jangka panjang yang mampu mengubah kehidupan masyarakat secara nyata,” kata wafer dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Kamis (28/8/2025).
Ia juga menekankan pentingnya sinergi multipihak dalam menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.
“Membangun masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada kolaborasi antara perusahaan, mitra kerja, pemerintah, dan masyarakat itu sendiri. Kami berharap keberangkatan 13 peserta ini menjadi awal transformasi mereka menjadi SDM unggul yang dapat menginspirasi generasi muda di desa,” tambahnya.
Perwakilan Manajemen PT Petrosea, Dhitto Hermawan Putra, menjelaskan bahwa program ini dirancang secara menyeluruh untuk membentuk peserta yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga matang secara mental dan karakter.
“Kami ingin adik-adik dari desa binaan mendapatkan bekal yang utuh. Tak hanya mahir mengoperasikan alat berat atau memahami aspek keselamatan kerja, tapi juga memiliki kepemimpinan, komunikasi, dan kedisiplinan yang kuat,” ujarnya.
Ia berharap para peserta mengikuti pelatihan ini dengan semangat dan kesungguhan.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah peluang untuk mengubah masa depan mereka. Kami ingin mereka pulang tidak hanya dengan keterampilan, tetapi juga dengan rasa percaya diri dan semangat membangun desa masing-masing.”
Langkah Nyata Menuju Kemandirian dan Daya Saing Lokal
Program ini juga disambut dengan penuh harapan oleh keluarga peserta. Salah satu orang tua, Sudirman, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan kepada anaknya.
“Kami sangat berterima kasih kepada PT Petrosea dan PT Vale atas kesempatan ini. Kami harap anak-anak kami bisa menyelesaikan pelatihan ini dengan baik dan kembali membawa ilmu yang bermanfaat untuk membangun masa depan mereka,” kata Sudirman.
Fresh Operator Training Program menjadi bukti nyata komitmen PT Vale dan PT Petrosea dalam membangun kemandirian masyarakat serta memperkuat daya saing generasi muda di tingkat lokal.
Melalui pendekatan pelatihan yang terstruktur dan kolaboratif, program ini diharapkan mampu menciptakan SDM unggul yang tidak hanya siap menghadapi dunia kerja, tetapi juga menjadi agen perubahan di komunitas mereka masing-masing. RHT