SULTENG RAYA – Tiga pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sulawesi Tengah (Sulteng) menemui Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng, Awaludin, Jumat (22/8/2025).

Ketiganya datang selain untuk menyerahkan sejumlah berkas juga memberikan beberapa masukan terkait pengimplementasian program Berani Cerdas yang tengah berjalan saat ini.

Ketiga pimpinan PTS tersebut, yakni Ketua STMIK Bina Mulia Palu Ir. Burhanuddin Andi Masse, S.Kom., M.Kom. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga Palu Dr. Dewi Cahyawati Abdullah, M.M, dan Wakil Ketua 1 STMIK Adhi Guna Palu Anwar Panyili, S.Kom., M.Kom.

Ketiganya diterima langsung oleh Kepala Biro Kesra, Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng, Awaludin.
Ketiganya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur yang menempatkan pendidikan sebagai salah satu sektor prioritas untuk lima tahun kedepan, diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa berani cerdas kepada mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi yang dinilai layak menerima bantuan, khususnya dari keluarga kurang mampu.

Namun dalam penerapannya dinilai masih terdapat sejumlah kelemahan dan kekurangan yang harus segera dibenahi. Burhanuddin menyebutkan seperti pemerataan di semua perguruan tinggi. Karena saat ini menimbulkan kesan kalau hanya mahasiswa perguruan tinggi negeri yang mendapatkan kesempatan yang lebih banyak.

Semestinya kata Burhanuddin, jika ingin meminimalisir timbulnya perasaan tidak adil antar pimpinan perguruan tinggi diberikan sistem kouta, namun tentu koutanya tidak harus sama, menyesuaikan besaran jumlah mahasiswa dan juga perguruan tingginya.

“Sebagai contoh, jika kouta universitas 500 mahasiswa, institut 300 mahasiswa, sekolah tinggi 300 mahasiswa, politeknik 150 mahasiswa, dan akademi 100 mahasiswa, maka jumlah mahasiswa penerima beasiswa Berani Cerdas di PTS hanya 9.600 tidak sampai 10 ribu,”sebut Burhanuddin.

Mengingat saat ini hanya 31 PTS di Sulawesi Tengah, terdiri dari sembilan universitas, satu institut, 13 sekolah tinggi, dua politeknik, dan enam akademi.

Mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sulteng ini juga menilai terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengirim langsung bantuan uang UKT (beasiswa Berani Cerdas) ke rekening mahasiswa, itu bisa saja ada mahasiswa yang menyalahgunakan dengan memanfaatkan di luar peruntukannya, apalagi tidak terkontrol.

“Semestinya langsung ke rekening perguruan tinggi, dan itu bisa dipertanggungjawabkan karena langsung ke lembaga,”ujar Burhanuddin.

Dewi Cahyawati Abdullah menambahkan, seharusnya pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan APTISI Sulteng dan Dirjen Diktiristek, agar tidak terjadi dobel terima beasiswa, beasiswa KIP Kuliah dan Berani Cerdas.

“Dengan kondisi seperti ini tidak melibatkan perguruan tinggi dan dikti, besar kemungkinan terjadi dobel terima beasiswa,”sebut Dewi Cahyawati.

Kata Dewi Cahyawati, pemerintah tidak perlu bekerja keras jika melibatkan APTISI, mengingat semua PTS dibawah naungannya.

“Satu komando, apapun kata APTISI kami PTS siap saja, pemerintah butuh daftar penerima beasiswa, kami siapkan, butuh data apa saja terkait mahasiswa kami siapkan, lebih mudah sebenarnya pemerintah jika melibatkan APTISI,”urai Dewi Cahyawati.

Di kesempatan yang sama, Anwar Panyili menilai aplikasi yang digunakan oleh pemerintah dalam rekrutmen penerima beasiswa Berani Cerdas masih terdapat sejumlah kekurangan.

Ia menyarankan agar segera diganti.
Mendengar hal tersebut, Kepala Biro Kesra Awaludin, memastikan akan menampung semua masukan itu, dan memastikan berani cerdas akan dievaluasi.

Sebagai langkah awal sebutnya, pasti masih terdapat sejumlah kekurangan.

“Memang ini sebagai langkah awal pasti masih terdapat kekuarangan, karena ini adalah percepatan sebagai bentuk dukungan gerak cepat program pak gubernur,”sebut Awaludin. ENG