Pendidikan dewasa ini dipandang sebagai “alat bertahan hidup”. Eduard C. Lindeman, pemikir pendidikan asal Amerika Serikat menegaskan: pendidikan membantu individu beradaptasi dengan perubahan sosial maupun lingkungan, bahkan menjadi proses pencarian makna dan kebahagiaan.
RAHMAT KURNIAWAN / SULTENG RAYA
Pendapat itu kian relevan di tengah derasnya arus perubahan – setiap hari. Teknologi, industri, dan budaya bertansformasi dengan cepat. Siapa tak siap, akan tertinggal. Siapa yang berbekal pendidikan, akan mampu bertahan.
Itulah mengapa membangun ekosistem pendidikan bukan sekadar pilihan, tapi keharusan. Selain mencetak manusia ramah perubahan, pendidikan juga menjadi mesin pencipta SDM kompeten yang akan mengisi roda pembangunan.
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) membaca kebutuhan itu dengan cermat di bumi tepe asa maroso.
Komitmen terhadap dunia pendidikan menjadi salah satu fokus yang tidak dapat dipisahkan dari operasi mereka di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, bukan hanya sekadar menghitung seberapa dalam 30 tenant di kawasan itu menggali mineral dari perut bumi.
Konsentrasi terhadap pengembangan pendidikan rasanya sudah menjadi tanggungjawab moral, direalisasikan demi mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) siap kerja – menopang hilirisasi dan keberlanjutan yang sedang digalakkan.
Baru-baru ini, tepatnya Kamis 31 Juli 2025, PT IMIP kembali meresmikan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) IMIP di Desa Padabaho, Kecamatan Bahodopi, Morowali.
Sekolah itu masih ada di lingkar satu kawasan tambang, berdampingan dengan TK-SD, dan Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) yang sudah berdiri lebih dahulu.
Itu makin melengkapi puzzlelintas jenjang yang telah dibangun. Sekeping lagi akan lengkap sudah ekosistem pendidikan yang dibangun PT IMIP.
“Semoga kedepannya, akan dibangun lagi SMA IMIP,” kata Deputy Operational Director PT IMIP, Yulius Susanto pada peresmian gedung SMP IMIP.
Ya, PT IMIP benar-benar sedang membangun ekosistem pendidikan di wilayah kerjanya. Lulusannya nanti, didapuk untuk mengurai ketergantungan tenaga kerja luar daerah dan asing – mempertahankan atau meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Morowali, yang kini sudah menyentuh 74,36 persen poin pada 2024.
Dengan sistem terstruktur itu juga, PT IMIP dipandang sedang berinvestasi memuluskan toolshilirisasi dan keberlanjutan yang ramah tenaga kerja lokal kompeten.
Yulius Susanto mengatakan, pihaknya berupaya menjadi role modeldi Indonesia ihwal bagaimana memperhatikan pendidikan. Kepedulian berbalut investasi SDM yang digalakkan, diharap jadi modal sosial, mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat.
“Pembangunan SMP IMIP adalah bukti komitmen dan kepedulian kami dalam dunia pendidikan, tindakan nyata untuk memajukan kualitas keilmuan generasi kita. Jadi PT IMIP tidak hanya dikenal dunia dengan hilirisasi nikelnya, akan tetapi juga siap jadi contoh hilirisasi pendidikan di Indonesia,” ucapnya.