SULTENG RAYA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) melalui Dinas Ketahanan Pangan terus berinovasi dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
Salah satu langkah strategis yang kini tengah diluncurkan adalah program Jejaring Peduli Pangan (JEPPA).
JEPPA merupakan sebuah aksi perubahan yang diinisiasi oleh Srisusila, SP, MP, Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2025.
Peluncuran program JEPPA dilakukan secara resmi dalam Rapat Koordinasi Pencegahan Stunting Tahun 2025, yang diselenggarakan di auditorium Kantor Bupati Parmout, Kamis (10/7/2025).
Program ini mendapat dukungan penuh dari Wakil Bupati (Wabup) Parmout, Abdul Sahid, sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah terhadap penguatan ketahanan pangan sekaligus penurunan angka stunting di daerah.
“Program JEPPA sangat relevan dengan upaya pencegahan stunting. Ketahanan pangan rumah tangga adalah fondasi utama bagi tumbuh kembang anak yang sehat dan berkualitas,” ujar Abdul Sahid dalam sambutannya.
Program ini merupakan respons terhadap tingginya angka Food Loss and Waste (FLW) atau kehilangan dan pemborosan pangan di Indonesia yang berdampak luas terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Berdasarkan data Bappenas, Indonesia membuang antara 23–48 juta ton sampah makanan per tahun, senilai Rp213–551 triliun per tahun.
Di Parmout sendiri, estimasi sederhana menunjukkan bahwa jika satu penduduk menyisakan satu butir nasi setiap hari, maka sekitar 9,96 ton beras terbuang setiap tahunnya, setara dengan potensi memberi makan lebih dari 33 ribu orang. Itu belum termasuk jenis pangan lainnya seperti sayur dan lauk-pauk.
“JEPPA adalah bentuk nyata aksi kolaboratif penyelamatan pangan. Ini bukan sekadar program, tetapi gerakan bersama lintas sektor untuk membangun budaya hidup hemat dan peduli pangan dari rumah tangga hingga institusi,” jelas Srisusila, penyusun aksi perubahan inovasi ini.
Melalui edukasi dan kampanye 8 Tips Stop Boros Pangan, JEPPA mendorong masyarakat melakukan langkah sederhana seperti mengambil makanan secukupnya, menghindari pemborosan, mengatur penyimpanan dengan baik, hingga menyumbangkan pangan berlebih kepada yang membutuhkan.
Selain menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku, program ini juga membuka ruang kolaborasi antara OPD, komunitas, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menanggulangi kerawanan pangan dan menurunkan beban pengelolaan sampah makanan.
“Dengan semangat gotong-royong dan pemanfaatan data yang akurat, kami optimis JEPPA dapat menjadi model penguatan ketahanan pangan berbasis masyarakat di Kabupaten Parigi Moutong,” tambah Srisusila.
Pemerintah Daerah berharap program ini dapat terus diperluas dan dijadikan gerakan bersama lintas lapisan masyarakat untuk mewujudkan Parmout yang berdaulat pangan, mandiri, dan sejahtera. */