Penulis : Itha Puspita Sari, Nurlaela Latif, Ani Mariani / Mahasiswa Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Unismuh Palu
Di dunia yang semakin maju, perempuan tidak hanya berperan sebagai pengurus rumah tangga, tetapi juga aktif dalam dunia profesional. Namun, peran ganda ini, menjadi ibu rumah tangga sekaligus pekerja, sering kali membawa beban berat yang tak terlihat. Kesehatan mental ibu pekerja sering kali terabaikan meskipun mereka menjalani dua peran yang sama pentingnya. Menjaga keseimbangan antara karier dan keluarga bukan hanya soal mengatur waktu, tetapi juga bagaimana menjaga kesejahteraan psikologis agar tetap utuh di tengah tuntutan yang tak ada habisnya.
Di balik senyum ibu pekerja yang tampak tangguh, tersembunyi cerita tentang beban mental yang sering kali tidak terlihat. Setiap hari, mereka memikul dua dunia: dunia profesional yang menuntut kinerja optimal dan dunia rumah tangga yang penuh dengan tanggung jawab. Tuntutan dari kedua peran ini sering kali menciptakan tekanan yang luar biasa, dan tanpa dukungan yang memadai, dampaknya bisa sangat merusak kesejahteraan mental mereka. Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga bukan hanya soal manajemen waktu, tetapi juga tentang bagaimana menjaga kesehatan mental agar tetap utuh di tengah segala tuntutan.
Peran ganda wanita, terutama wanita karir yang juga ibu rumah tangga, menjadi topik yang semakin relevan dalam konteks kesejahteraan psikologis. Wanita masa kini semakin banyak berpartisipasi dalam dunia kerja, sementara tetap menjalankan peran domestik di rumah. Tuntutan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga menghadirkan tantangan yang besar, memengaruhi kesehatan mental, dinamika keluarga, dan kepuasan pribadi.
Dalam penelitian Pramesti et al. (2022), kesejahteraan psikologis wanita dengan peran ganda ditunjukkan melalui penilaian positif terhadap diri sendiri, penguasaan lingkungan, tujuan hidup yang jelas, dan keinginan untuk berkembang. Wanita yang berhasil menyeimbangkan kedua peran ini cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang baik. Wanita dengan peran ganda sering mengalami stres dan kelelahan akibat tuntutan yang sangat besar dari kedua sisi. Penelitian Nugroho et al. (2025) pada wanita karir yang berkeluarga menunjukkan bahwa stres ini bisa berimbas pada kesehatan fisik dan emosional mereka jika tidak dikelola dengan baik. Norma budaya, terutama di daerah dengan pengaruh budaya patriarki, memperburuk tekanan pada wanita pekerja. Masyarakat sering mengharapkan wanita untuk memenuhi kedua peran ini secara sempurna, yang meningkatkan stres dan rasa tidak cukup. Banyak wanita terpaksa bekerja di luar rumah karena kebutuhan ekonomi keluarga. Meskipun berkontribusi secara finansial, tuntutan ekonomi ini sering membuat mereka merasa terjebak antara pekerjaan dan keluarga, memicu kecemasan dan stress.
Tantangan yang dihadapi para wanita karir dengan peran ganda ini terutama pada manajemen waktu. Banyak wanita yang kesulitan untuk mengatur waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab domestik. Kasus wanita yang bekerja sebagai pencuci mobil di Makassar menggambarkan betapa beratnya peran ini, dengan waktu yang terbatas untuk diri sendiri. Konflik sering terjadi ketika tuntutan pekerjaan bertabrakan dengan tugas rumah tangga, menyebabkan tekanan emosional dan ketegangan dalam hubungan keluarga (Sadriani, 2024).
Mengelola kesehatan mental ibu pekerja yang menghadapi tantangan peran ganda sebagai istri dan ibu rumah tangga memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Beberapa solusi yang tepat untuk masalah ini meliputi:
1. Manajemen Waktu yang efektif yaitu jadwal fleksibel dan delegasi tugas. Ibu pekerja perlu membuat jadwal harian yang realistis, dengan prioritas yang jelas antara pekerjaan, keluarga, dan waktu pribadi. Misalnya, merencanakan waktu untuk tugas rumah tangga, berkualitas dengan keluarga, dan waktu untuk diri sendiri. Membagi beban kerja rumah tangga dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya dapat meringankan beban. Ibu.