SULTENG RAYA- Terdapat sekitar 120 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari delapan Sekolah Dasar (SD) penyelenggara sekolah inklusif di Kota Palu melakukan uji Psikotes dari Sinergi Analis Psychology and Management Consulting selama empat hari, dari tanggal 20 sampai dengan 23 November 2024, di SDN 1 Tatura.

Uji Psikotes tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi diri anak, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Mengingat setiap anak memiliki kemampuan dan hambatan. Dengan melalui itu nantinya, pihak sekolah dan guru dapat memberikan pembelajaran kepada ABK sesuai kemampuannya.

“Untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual anak, bakat minat anak, maka dari itu melibatkan Psikolog, karena jika anak tidak mampu di akademik, maka sekolah harus melihat dari sisi minat bakat seperti olahraga dan sebagainya untuk dikembangkan,”sebut seorang fasilitator sekaligus Kepala SD Zion. Dr. Ni Nyoman Suhermi, Jumat (22/11/2024).

Dengan harapan, melalui cara itu sebut Ni Nyoman, tidak ada lagi ABK terdiskriminasi di sekolah reguler, karena pihak sekolah atau guru sudah mengetahui potensi setiap ABK yang ada di sekolahnya, sehingga perlakuan yang diberikan sesuai dengan potensinya itu.

ABK di Kota Palu berdasarkan data sementara saat ini berkisar 600-700 tersebar di tingat SD dan SMP, khususnya di 76 penyelenggara sekolah inklusif yang ada di Kota Palu.

Kali ini sebutnya, baru sekitar 120 anak yang mengikuti psikotes dari delapan sekolah penyelenggara sekolah inklusif, dengan hambatan spektrum autisme (ASD), tunagrahita, speech delay, dan selepravaksi. Hambatan–hambatan itulah menurutnya yang terlihat di sekolah-sekolah penyelenggara program inklusif.

“Belum lagi jika kita melihat dari sisi solorner, dari 76 sekolah itu solorner hampir 500 anak, itu berdasarkan data yang dikirim oleh sekolah-sekolah inklusif, makanya kami ingin memverifikasi melalui sikolog yang ada,”tambahnya.

Katanya, ini program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Palu, karena melihat banyaknya ABK di sekolah reguler, khususnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, program ini memfasilitasi semua sekolah reguler untuk mnegetahui potensi ABK itu, sehingga sekolah dapat mengetahui potensi mana yang perlu dikembangkan pada anak tersebut. ENG