SULTENG RAYA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Indonesia Growth Project (IGP) Morowali terus mewujudkan komitmen menciptakan kemandirian masyarakat di area operasionalnya.

Salah satu aksi nyata yang dilakukan yakni turut mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di area pemberdayaan dengan menggelar pelatihan pembuatan nata de coco dan standarisasi pengemasan ikan asap. Pelatihan itu, digelar di Desa Laroue, Bungku Timur, Morowali, Senin-Rabu (4-6/03/2024).

Giat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di bidang Kemandirian Ekonomi itu bertujuan membekali masyarakat dengan keterampilan baru atas komoditas lokal yang berlimpah dan meningkatkan nilai tambah produksi lokal.

Sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan itu terdiri dari masyarakat Desa Laroue, perwakilan anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), serta pelaku usaha ikan asap di area pemberdayaan.

Director of Mine Project IGP Morowali, Wafir menuturkan, kegiatan yang pertama kali diadakan itu merupakan salah satu dukungan perusahaan demi membantu masyarakat menjadi lebih mandiri melalui pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan keterampilan.

“Perseroan yakin, dengan komitmen perusahaan untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah berkontribusi memberdayakan UMKM lokal, dapat menciptakan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat dan ekonomi lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Kamis (14/3/2024).

“Hal ini sejalan dengan program inisiatif dari PT Vale Indonesia untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas masyarakat sekitar daerah operasionalnya di dalam wilayah pemberdayaan. Perseroan juga ingin menciptakan kemandirian masyarakat jika pertambangan bukan lagi menjadi sumber penghasilan daerah mereka,” ujarnya menambahkan.

Wafir berharap, kegiatan pengembangan ekonomi lokal seperti ini, bisa digelar di 13 desa pemberdayaan PT Vale lainnya, dengan olahan yang berbeda beda, sehingga menciptakan produk unggulan UMKM masing-masing desa.

“Semoga inisiatif positif semacam ini terus berlanjut, hingga nantinya setiap desa pemberdayaan memiliki produk unggulan UMKM,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Bungku Timur, Sukman Gamal mengapresiasi kegiatan itu. Sebab menurutnya, hal itu membantu mendorong pengembangan UMKM Kecamatan Bungku Timur dengan menciptakan ide usaha baru.

“Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini, karena bisa menjadi produk unggulan UMKM di Kecamatan Bungku Timur,” ujarnya.

Sukman berpesan agar pengetahuan yang diserap selama pelatihan menjadi bekal untuk diimplementasikan pada dunia usaha yang sesungguhnya. Sukman berharap agar setelah berakhirnya pelatihan ini, masyarakat bisa menciptakan produk sendiri.

“Tidak banyak yang saya harapkan dari kegiatan ini, cukup masyarakat bisa menciptakan produk sendiri yang membawa perubahan baru bagi mereka. Utamanya untuk masyarakat Kecamatan Bungku Timur,” katanya.

Kata Sukman, setelah kegiatan pelatihan itu berakhir, pihaknya mendorong agar dibentuk kelembagaan usaha resmi di desa.

“Nanti setelah pelatihan ini selesai, akan terbentuk kelompok – kelompok usaha resmi di desa dan diakui pemerintah sehingga dapat memudahkan kelompok usaha tersebut untuk menjalankan usahanya,” katanya.

Salah seorang peserta dari Desa Onepute Jaya, Tri Puji Nurjanah mengungkapkan, selama mengikuti pelatihan itu, banyak pengetahuan yang diperoleh, mulai dari manajemen kelompok, Harga Pokok Penjualan (HPP), hingga marketingnya.

“Kami sangat mengapresiasi adanya kegiatan pelatihan ini. Banyak ilmu yang kami dapatkan, tidak hanya tentang produksi dan pengemasan, tetapi juga ilmu pengelolaan kelompok, keuangan, dan pemasaran produk,” ungkapnya.

Tri berharap, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat bisa lebih memanfaatkan hasil tanaman apa yang ada di sekitar, terutama kelapa yang bisa menjadi berbagai macam olahan yang bermanfaat. RHT